Sudah 3 bulan berjalan sejak makan malam itu, hubungan Dita dan Taehyung semakin dekat. Setiap akhir pekan mereka berkencan, entah di restoran untuk sekedar makan atau ke taman hiburan, pantai, gunung, dan kadang kadang menghabiskan waktu bersama dengan joging bareng.
Seperti yang Dita rasa di awal perjodohan, 3 bulan berjalan perasaan romantis itu belum juga ada. Walaupun saat kencan mereka selalu bergandengan tangan dan berpelukan mesra serta diakhir kencan, Taehyung selalu melakukan hal yang biasa dilakukan oleh orang yang berpacaran, ciuman yang lembut dan manis yang tidak pernah terlupa, namun sayang belum juga membuat hatinya bergetar. Heartless tanpa hati sekaligus emotionless tanpa perasaan. Double kill.
"Apalah arti cinta...bila akhirnya bosan dan mencari orang baru."
Dia sudah tak percaya dengan cinta, cinta itu semu. Dan dia sudah mengalaminya. Nafsu berkedok cinta yang berakhir pengkhianatan karena nafsu yang tak terpuaskan. Dengan kata cinta berharap mendapatkan segalanya.
"Tipu muslihat cinta"
Dia hanya ingin melindungi hatinya yang sudah retak, tak ingin menjadi hancur karena rasa kecewa yang timbul akibat hubungan barunya.
"Kata orang rasa sakit hati mendewasakan diri, waktu bisa mnyembuhkan, tapi apa pernah mereka tahu rasanya mengalami trust issue. Kepercayaan diri hancur, merasa tak berharga dan tak berguna, dan akhirnya menganggap bahwa orang yang tulus tidak pernah ada di dunia. Mudah berkata tapi tak mudah menjalani."
Dita menjalani kencan nya hanya bermodal niat baik tanpa ekspetasi tinggi, tak berharap apapun, mengenal orang baru, mencari kebaikan pada diri Taehyung, calon suaminya. Apabila nanti akhirnya menikah, maka Taehyung adalah jodohnya. Se simple itu.
Emosi atau perasaan manusia terlalu rumit. Dita tak ingin membuang energi untuk mengerti tentang perasaan antara Taehyung dan dirinya. Dan sampai 3 bulan ini semua berjalan dengan baik, tidak ada masalah dan sesuai rencana. Rencana orang tua Dita tentunya.
"Kuharap semua berjalan sesuai harapan orang tuaku"
Dita menatap layar laptopnya dengan pandangan kosong, terbawa pada lamunannya.
"Dita ssi....." Seokjin melangkah mendekat
"Berkas kerjasama dengan Song Group apa sudah kau siapkan?" Seokjin berdiri tepat di depan meja kerja Dita.
Semenit berlalu namun belum ada jawaban
"Dita ssi...." Seokjin memanggil sekali lagi dengan suara yang agak keras
Senyap tak ada jawaban.
"Tok..tok...." Seokjin mengetuk meja kerja Dita sedikit keras.
Dita mendongak tanpa ekspresi. "Ya Pak?"
"Ber-kas ker-ja-sa-ma...." Seokjin mengeja kata per kata penuh penekanan.
"Ada...di meja bapak...." Jawab Dita dengan muka datar tanpa rasa bersalah
"Ah......." Seokjin membulatkan mulutnya "Terimakasih..." sambungnya dan Seokjin segera berbalik dan masuk ke ruangannya. Namun belum sempat masuk, Seokjin berhenti dan menatap Dita datar "apa hubunganmu dengan Taehyung berjalan lancar"
Dita menyipitkan matanya, heran...."lancar...seperti jalan tol." Jawabnya lugas.
"Bagus lah....." Seokjin berbalik dan masuk.
"Bagus????" Dita bengong tanda bingung. "Kenapa pak bos jadi perhatian dengan hubunganku." Dita menggaruk rambutnya yan tidak gatal.
"Dita ssi...masuk ke ruangan." Teriak Seokjin dari dalam ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JinDita (Oneshoot)
Short StoryCinta tidak dapat didefinisikan Tapi bisa dibuktikan dengan kesetiaan