Tisak apa tidak suka ceritanya,
Tapi kalau suka bolehlah Like and Comment to Support Author.
Thank You😘*****
"Ayo menikah...."
Seokjin mendongak, memandang heran sosok yang menerobos masuk ruangannya. Menggeser berkas yang sedang dia teliti dan menaruh bolpointnya, Seokjin memandang lurus Dita.
"Kau yakin??"
"........"
"Kau yakin akan melakukannya? Ini pernikahan bisnis. Tidak akan ada cinta di dalamnya" dalam suara Seokjin menegaskan.
"Aku tahu...." Dita menatap balik Seokjin
"Tapi aku tidak punya pilihan""Apa kau tak takut terluka..."
"Tidak. Aku sudah memutuskan nya. Apapun resikonya akan aku tanggung." Dita melangkah semakin dekat. "Aku tahu semua tentangmu. Aku tahu....aku hanya butuh pernikahan ini selama 2 tahun, setelah itu kita bisa bercerai" Ucap Dita yakin.
Seokjin menatap Dita lama, mencari kesungguhan di dalam matanya. Seokjin berdiri kemudian menjabat tangan Dita dengan erat. "Baiklah....kita menikah 3 bulan lagi. Persiapkan saja semua. Dan aku akan menghubungi pengacaraku untuk membuatkan kontraknya."
"Terimakasih banyak Seokjin ssi. Maaf sudah menyeretmu ke dalam masalah. Aku tak sangguh menolak perintah ayah."
"Tidak apa...." jawab Seokjin datar.
Dita memandang Seokjin sungkan. Ini pertemuan mereka yang kedua, namun keputusan besar begitu mudahnya Dita ambil dan menyeret Seokjin ke dalamnya.
"Saya permisi...." Dita tersenyum sopan kemudian melangkah ke luar ruangan.
*****
Walaupun dipersiapkan dalam waktu singkat, namun pernikahan anak bungsu pemilik Lee grup dan anak sulung Kim Group di gelar secara mewah dan meriah. Gaun pengantin Dita bertabur swarosky. Gemerlap, mewah, namun tidak urakan, melainkan sangat indah.
Dita menatap lurus ke depan dengan penuh kenyakinan. Dia tak mungkin mundur atapun lari dari kenyataan yang sudah dia pilih.
Berjalan penuh keanggunan, diantar sang ayah, Dita meraih tangan Seokjin yang terulur. Dita memandang sekilas wajah Seokjin. "Maaf sudah menyusahkanmu, maaf kalau ada hati yang terluka dengan keputusan ini. Maaf sudah egois."
Janji pernikahan telah diucapkan. Janji suci itu ditutup dengan ciuman lembut antara Seokjin dan Dita.
Mendapat ucapan selamat yang terus mengalir. Seokjin berbisik pelan di telingan Dita "Selama kontrak aku akan menjadi suami yang baik, setia. Aku tidak akan mengkhianatimu. Ini juga pilihanku."
Dita tertegun, kemudian melirik sekilas Seokjin. "Terimakasih...." Dita mengeratkan genggamannya pada tangan Seokjin dan tersenyum tipis.
*****
Kehidupan rumah tangga Seokjin dan Dita berjalan mulus tanpa asa pertengkaran. Walaupun kamar mereka terpisah, namun mereka tak pernah melewatkan sarapan ataupun makan malam bersama."Aku membuat dumpling buat snack pagi mu." Ucap Dita sambil menata piring dan sendok sarapan.
"Aku sangat beruntung memiliki istri yang pandai memasak." Ucap Seokjin
Dita terdiam, semu merah terbit di wajahnya. "Terima...kasih" Ucapnya terbata bata.
Seokjin terseyum dan menepuk kepala Dita pelan.
"Bagaimana restoranmu, ini sudah berjalan tiga bulan. Apakah sudah mendapat pelanggan tetap?"
"Akhirnya......" Dita tersenyum sumringah. "Akhirnya aku bisa berdiri di atas kaki ku sendiri. Aku sudah tidak butuh bantuan ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
JinDita (Oneshoot)
Short StoryCinta tidak dapat didefinisikan Tapi bisa dibuktikan dengan kesetiaan