Disinilah dia, di apartemen tipe kondo, apartemen mewah seharga ratusan juta won di tengah kota Seoul. Matanya menyapu ke seluruh ruangan, rapi, bersih, tertata apik dengan furniture yang simpel tapi mewah. Namun dengan semua pemandangan itu yang dia lakukan sekarang adalah menghela nafas, berpikir akan ketidak masuk akalan ide kakaknya yang membuat dia terdampar di ruangan itu.
"Dia gila atau bagaimana? Apa yang dia pikirkan sebenarnya, menitipkan adiknya pada teman nya, yang notabene adalah laki laki untuk menghindarkan adiknya dari laki laki. Apakah dia lupa bahwa temennya dan sumber masalah adeknya adalah spesies yang sama yaitu laki laki. Bagaimana kalau terjadi apa apa yang diinginkan???? Apa dipikirnya temennya itu tidak bahaya..temennya itu kan laki laki....Dan kenapa ayah dan ibu setuju dengan ide gila kakakku yang ganteng tapi aneh itu" suara dengusan keluar dari mulutnya.
"Arghhhh......lama lama aku gila juga" Dita mengusak rambutnya.
*****
"Jangan pernah berpikir bahwa aku akan menyukaimu" ucap Seokjin sinis
Apa apain ini, baru juga ketemu sudah berkata ketus, tidak sopan, dan kepede an.
"Ya...aku juga tidak akan menyukaimu, tidak butuh, tidak penting." Dita mengedikkan bahunya cuek.
"Jangan sok kenal sok deket dan sok sok lainnya. Kalian para gadis adalah mahluk kecentilan, haus perhatian laki laki."
Dita mengernyitkan dahinya
"Dih.... saya kecentilan bukan jadi urusan anda. Saya haus perhatian juga tidak merepotlan anda, karena saya cari perhatian oppa dan orang tua saya" Dita menatap tajam Seokjin. "Kalau bukan karena oppa, tidak mau juga aku satu rumah dengan mu."
"Oke...." ucap Seokjin sinis
"Oke..." jawab Dita tak mau kalah
****
"Kyaaaa....." Dita menjerit kaget saat sosok Seokjin masuk ke dalam kamar mandi.
"Ohhh....." Seokjin tak kalah kaget, matanya terbelalak melihat pemandangan yang ada di depan matanya
"Hei....." Dita menutup dua gundukan dan lembah nya
"Eh......" merasa tertangkap basah memandang bagian bagian surgawi seorang gadis, mahluk tuhan paling seksi, Seokjin membalik badannya dengan terburu buru dan berakhir menabrak pintu.
"Duaaaghhh..."
"aduhhhh" Seokjin mengusap dahinya yang membengkak karena terbentur daun pintu.
"Kau baik baik saja?" Tanya Dita penasaran
"Tentu saja tidak....." Jawab Seokjin kesal
Dita mengernyit "laki laki menyebalkan, ditanya baik baik malah marah"
Seokjin masih mengusap dahinya yang memerah sedangkan Dita memandang datar.
Hening....
"Hei...apa kau tak berniat keluar dari kamar mandi? Sepertinya kau betah disini?" Tanya Dita yang mulai kesal karena Seokjin tak kunjung pergi.
"Ya...aku keluar....." Seokjin mendecih kesal "lain kali kunci pintu kamar mandi setiap kali kau mandi...merepotkan tahu"
"Ha?????" Dita bingung dan selanjutnya "what??? Merepotkan?? apa ini bukan yang pertama kali???" Dita menepuk dahinya dan menutup kedua matanya karena malu. Walaupun Seokjin sudah pergi, namun perasaan bahwa Seokjin menatap tubuh telanjang nya tetap terbayang. "Kesal......" Dita menghentakkan kakinya hingga air terciprat dan menimbulkan bunyi kecipak.
Sedangkan di luar kamar mandi, wajah Seokjin sudah merah padam, kelebatan ingatan memenuhi otaknya. "Kalau begini terus....aku bisa kelepasan...dasar ceroboh...dipikirnya dia hidup sendiri apa...."
KAMU SEDANG MEMBACA
JinDita (Oneshoot)
Short StoryCinta tidak dapat didefinisikan Tapi bisa dibuktikan dengan kesetiaan