Like and comments juseyo 😃
*****
Enam bulan membina rumah tangga, semua berjalan sempurna. Dita dan Seokjin mampu menjalani perannya sebagai suami dan istri yang saling mendukung karir masing masing dan mesra di depan umum. Perfect....tanpa cacat sedikitpun.
Namun realitanya adalah hidup penuh dengan masalah, cobaan dan tantangan. Sudah menduga pernikahannya juga akan mengalami cobaan, namun Dita terlalu percaya diri. Merasa dirinya mampu menjalani, namun ternyata hatinya lemah. Cobaan itu datang lebih cepat. Tak menyangka bahwa hatinya akan merasa sakit, seperti halnya orang yang dikhianati.
Maksud hati memberi kejutan karena kebetulan sedang di kawasan yang sama, Aku berniat menghampiri mu di kantor. Bukan sambutan hangat yang aku terima, namun pemandangaan dirimu yang digandeng mesra oleh perempuan lain menjadi suguhan yang tak terduga, dan itu sukses membuat hatiku tak nyaman, gundah. Tak cinta tapi kenapa dadaku rasanya sesak.
Dita tertegun. Otaknya beku tak mampu berpikir. Ingin menghampiri dan menegur namun takut menganggu. Tak menegur namun hati penasaran itu siapa. Hatinya tercubit sakit namun tak tau kenapa. Rasa tidak nyaman mulai meliputi. Kenapa rasanya terkhianati. Tapi oleh siapa? Kenapa? Situasinya salah, apa yang salah. Entah.....
Tanpa berpikir panjang, Dita berbalik arah menuju tempat parkir, masuk ke mobil dan pulang.
Sepanjang jalan hatinya resah, sampai di rumah, mandi, dan akhirnya rebahan di kasur, pikirannya masih dipenuhi dengan pertanyaan siapa perempuan itu.
Dita memeluk bantalnya erat dan masih tenggelam dalam lautan pemikiran saat Seokjin masuk ke dalam kamar. Dita sadar Seokjin sudah pulang namun dia enggan menyambut dan berbicara dengannya.
Seokjin memandang heran Dita yang meringkuk di kasur. Tidak biasanya Dita berada di kamar dalam keadaan seperti itu. Biasanya Dita sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam pada jam jam kepulangan Seokjin. "Apa dia sakit?" Batin Seokjin.
Tak ingin menganggu, dan tak merasa ada yang salah, seperti biasa Seokjin langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Namun keluar kamar mandi, dia dibuat terkejut dengan keadaan Dita yang tidak berubah.
"Dita....."
"............"
"Kau sakit?" Tanya Seokjin penasaran dan khawatit
"Tidak..." Jawab Dita datar tanpa merubah posisi tidurnya.
"Kalau tidak sakit, ayo kita makan malam"
"Aku tidak lapar...kau makan saja sendiri."
Seokjin mengernyitkan alisnya. Baru pertama kali ini Dita tidak bersemangat makan.
"Kenapa????"
"........."
"Hei.....kenapa????" Seokjin mendekat ke arah Dita dan menatap wajahnya. "Ehhh.....kau" Seokjin terkejut.
Entah kenapa lelehan air mata keluar dari ujung mata Dita
"Aku mengantuk..." Kilah Dita
Seokjin tertegun memikirkan hal yang barusan dia lihat. "Dia menguap atau menangis?" Batinnya
"Baiklah...." Seokjin menjauh dari Dita dan memutuskan makan malam sendiri. Dia mencoba memberi ruang dan waktu jntum Dita. Mungkin Dita sedang ingin sendiri. Seokjin memcoba menjadi seorang suami yang pengertian.
"Apa aku melakukan kesalahan?" Seokjin bergumam sedangkan tangannya tak berhenti menyendok nasi dan daging ke dalam mulutnya.
Sedangkan di kamar, Dita sedang merjluntuki dirinya sendiri. Kenapa dia bisa mengeluarkan airmata. Apa yang dia tangisi, apa yang membuat dia sedih, berhakkah dia menangis, berhakkah dia bersedih ketika tidak ada rasa cinta yang mewarnai pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JinDita (Oneshoot)
Short StoryCinta tidak dapat didefinisikan Tapi bisa dibuktikan dengan kesetiaan