Like and Comment Juseyo 😃
Sedih tiap chap ceritaku yang like tidak ada 30 padahal yang baca lebih dari 50 an orang. Mungkin memang cerotanya ga worth buat dibaca. Hikssss 😓Tolonglah author abal abal ini dengan like sebanyak banyaknya biar author semangat nulis cerita.
*****
Kalau urusan sayang sayangan, mleow mleow, Seokjin dan Dita langsung sat set sat set, masuk itu barang. 🤣
*****
Sesampainya di rumah. Seokjin langsung mengendong Dita masuk ke dalam kamar. Kamar yang sebulan ini dia tiduri sendirian.
Seokjin meletakkan tubuh Dita di atas kasur dengan perlahan dan segera dia naik ke atas tubuh Dita, mengungkung Dita dengan tubuh besarnya.
"Kau sangat cantik....." Seokjin mengusap rambut Dita dengan penuh perasaan, kemudian turun ke wajah Dita.
"Aku tahu..." jawab Dita percaya diri tanpa malu malu.
"Hahahahha...." Seokjin tertawa lirih. "Kamu banget ya...dengan kepercayaan diri yang tinggi.....tapi apa kau tahu???" Seokjin menjeda ucapannya dan menatap Dita sendu."Setiap malam aku menahan diri untuk tidak menyentuhmu." Ucap Seokjin frustasi. "Aku sangat sangat ingin menyentuhmu...namun aku tak ingin memaksamu dan kau melakukannya dengan hati terpaksa. Aku tak ingin menyakitimu." Wajah Seokjin menyendu.
"Aku selalu menyukaimu...sejak pertama kali aku melihatmu." Seokjin menatap dalam. "Dan sekarang...aku rasa aku jatuh cinta pada mu." Lolos sudah hal yang selama ini dia pendam.
Mata Dita membola terpana dengan ucapan Seokjin. Menatap dengan teliti mimik muka Seokjin yang ada di depannya, wajah frustasi, sendu, memuja, suka, cinta, dan nafsu menjadi satu.
"Apa semua itu benar????"
"Apa aku pernah berbohong????" Wajah Seokjin memelas
"Aku....aku hanya belum sepenuhnya percaya. Aku butuh diyakinkan." Ucap Dita pelan, ada rasa putus asa pada ucapannya.
Seokjin menempelkan dahinya ke dahi Dita. Paham bahwa Dita masih diliputi keraguan. "Maaf....maafkan sikapku yang cuek dan tidak peka. Aku tidak bisa menunjukkan secara jelas dan gamblang perasaanku padamu. Tindakanku dalam menanggapi gosip itu mengecewakanmu"
"........"
"Aku tak mau menceraikanmu..jangan pernah meminta cerai padaku." ucap Seokjin sungguh sungguh. "Surat cerai itu masih aku simpan dan belum aku tanda tangani." Seokjin menghela nafas frustasi. "Kadang aku ingin merobeknya dan membakarnya."
Dita menarik nafas, menetralkan jantungnya yang sedari tadi berdegup kecang dan berpikir apakah akan menerima Seokjin kembali atau tidak.
"Apa kau serius???"
"Bukti apa yang kau inginkan?"
"........."
"Tak cukupkah semua tindakan ku ini?"
"........"
"Ditambah...aku belum pernah merasakan dua gundukan ini. Aku akan sangat menyesal...." Seokjin menatap buah dada Dita intens kemudian meremasnya lembut.
"Ghyaaa....kau....mesum...." Dita menjerit kaget dan Seokjin hanya menyeringai nakal.
"Kau tak sadar kah? senyummu, sikapmu, tubuhmu membuat ku mabuk. Apa perlu aku foto dari depan, belakang, atas, bawah, samping kiri, samping kanan, supaya kamu paham bahwa kamu itu menarik mata setiap laki laki yang melihatmu" Seokjin antara merajuk dan cemburu. "Aku sangat sangat memujamu."
"Hehehehe...." Dita tertawa senang mendapat pujian dari suaminya. Otaknya mulai dipenuhi ide ide nakal
"Apa kau tahu??? Aku juga selalu penasaran dengan batang yang setiap pagi tegak berdiri menantang itu." Ucap Dita genit. mencoba ikut dalam permainan yang Seokjin lakukan. "Apa aku boleh menyentuhnya???" Tangan Dita merambat pelan ke bawah perut Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
JinDita (Oneshoot)
Short StoryCinta tidak dapat didefinisikan Tapi bisa dibuktikan dengan kesetiaan