Like and Comment Juseyo.....😄
*****
Dita meneliti satu demi satu foto yang ada di depannya, dan membaca sevara detail biodata orang orang yang fotonya sedang Dita teliti.
"Eomma......" Dita merengek manja
"Ya..aku serius...pilihlah satu diantara foto foto itu." Ucap Nyonya Kim dengan tegas
"Apa aku terlihat putus asa dan tidak bisa mencari sendiri????" Dita mendengus kesal
"Eomma hanya membantumu..." Jawab Nyonya Kim cuek.
"Haruskah sekarang.......????" Dita memajukan bibirnya dan menampilkan wajah cemberut.
"Kapan lagi????" Tahun depan? 5 tahun lagi? 10 tahun lagi????" Nyonya kim mulai berkata sinis.
"Ih...jahatnya...." Dita meringis.
"Eomma hanya mencoba membantumu...." ucap Nyonya Kim Membela Diri
"Aku bisa mencari sendiri...." ucap Dita tak mau kalah
"Mana buktinya...."
"Belum ada yang cocok..."
"Bilang saja kau tidak becus memilih..."
"......." Dita terdiam. Bibirnya dia katupkan erat karena dia mulai sewot. Sewot karena apa yang mamanya katakan adalah benar adanya.
"Ayo pilih....."
"Aku tidak tahu pilih yang mana.....Pilihannya terlalu banyak..."
"Apa perlu bantuan eomma????"
"Tidak....." jawab Dita cepat.
"Kenapa????"
"Aku akan memilih sendiri. Aku tidak yakin akan pilihan eomma." Dita meraup semua foto foto itu dan memberikan eomma nya bombastic side eye.
Nyonya Kim tersenyum remeh. Kelakuan anak bungsunya itu menggemaskan sekaligus menyebalkan.
Pelahan Nyonya Kim bernajak dari duduknya kemudian memungut satu foto yang jatuh di bawah meja.
"Kalau jadi kamu, eomma akan memilih Dia." Nyonya Kim meraih tangan Dita dan meletakkan foto itu di tangannya. "Eomma melihat dia beberapa kali melirik mu dan mencuri pandang kepadamu setiap kali kamu ikut eomma dan appa hadir di pesta bisnis Kim Group. Ditambah dia adalah pewaris utama Kim Group dan Dia masih saudara jauh kita." Nyonya Kim tersenyum mencoba menyakinkan
"Kalau kau menikah dengannya, nikmat Tuhan manalagi yang kau dustakan." Nyonya Kim menaikkan satu alisnya.
"Matre...." ucap Dita datar
"Realistis...." jawab Nyonya Kim mencoba berkelit
"Jadi anda selama ini, mempunyai anak perempuan hanya untuk alat jual beli ya."
"Kejam sekali tuduhan anda..." nyonya Kim mendengus kesal
"Kenyataannya seperti itu......" Dita tersenyum menang.
Nyonya Kim berdiri tegak kemudian melangkah menuju pintu kamar Dita "Orang tua hanya ingin yang terbaik buat anaknya. Katakanlah orangtuamu ini materialistik, namun itu karena kamu..anak orang tua ini sudah terbiasa dengan kehidupan yang mewah. Kalau kau menikah dengan orang biasa, maka hidupkan akan biasa saja, kau harus menurunkan standar hidupmu, meninggalkan kemewahan yang selama ini kau kecap. Hidup itu pilihan. Menikah tidak hanya soal cinta."
Nyonya Kim menutup pintu dan pergi meninggalkan Dita yang termenung seorang diri.
Apa yang dikatakan oleh Nyonya Kim adalah benar, namun juga terasa salah. Apa sebegitu tabunya cinta bagi orang orang seperti dirinya, orang orang kaya dari lahir yang di didik untuk bisa menambah pundi pundi kekayaannya dan mengamankannya, entah dengan mengembangkan usahanya atau menikah dengan sesama orang kaya atau pengusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
JinDita (Oneshoot)
Short StoryCinta tidak dapat didefinisikan Tapi bisa dibuktikan dengan kesetiaan