Its My Fault 2

99 23 13
                                    

Like and Comments
Kasihanilah author yang miskin like ini.
😅

*****

Sosok itu, sosok yang sudah lama tak kujumpai, sosok yang bayangnya, kenangannya setia menemani hari hari ku, tertanam kuat di otak ku. Sosok yang pergi karena janji yang sudah disepakati, hati yang meragu, perasaan yang ambigu, dan keputusan yang diambil secara sadar namun berakhir dengan penyesalan.

Aku pengecut? Ya.. benar, jangan ragu untuk menuduhku. Aku pengecut, pecundang yang memanfaatkan kesempatan, namun tidak sadar bahwa apa yang aku lakukan menyakiti hati mu dan hati ku juga.

Aku pecundang yang tidak cukup berani bertanya "pernikahan ini apakah bisa kita lanjutkan? Menjadi pernikahan yang sesungguhnya dan bukan pernikahan kontrak."

Pecundang karena setelah berpisah dengan mu pun aku tak bisa meningkatkan hubungan ku dengan hana dalam sebuah pernikahan. Aku menjadi tak serius, Aku menjadi bingung, tak yakin dengan perasaanku kepada Hana.

Aku pengecut, aku denial. Tak jujur mengakui bahwa aku telah jatuh cinta padamu. Kenanganmu selalu membayangi. Dan ketidak jujuran ini membuatku menderita. Aku tertampar oleh kenyataan bahwa sosok mu sangat berpengaruh padaku.

Aku pengecut, aku serakah. Membina hubungan dengan dua orang perempuan sekaligus. Mengambil kasih sayang, cinta, dan perhatian dari kalian berdua tanpa aku bisa membalasnya, hanya memberi harapan palsu pada kalian berdua. Berpura pura semua baik baik saja, namun semua berujung penyesalan.

Dan akhitnya Hana yang memilih bersama orang lain. Memilih orang yang bisa memberikan kepastian kepadanya, memberikan cinta padanya, dan sadar bahwa perasaanku pada hana sudah  berakhir.

Kini Aku ditinggalkan oleh kalian berdua. Ini karma buatku......

Menyesal??? Sangat!!! kenapa aku tak mampu jujur dan berani memilih,  berjuang serta mengambil resiko dari pilihan itu, yang ku tahu pilihan itu adalah dirimu.

Aku berjalan mendekat, selangkah dua langkah bersama jantung yang berdetak tak beratutan, sangat berisik.

"Hai...lama tak berjumpa" Seokjin mencoba tersenyum ramah. Memberanikan diri menyapa dengan senyum merekah serta mata yang berbinar bahagia.

Dita berbalik dan terkejut karena sosok yang sudah lama tak pernah berjumpa, kini menghampiri dan menyapanya.

"Hai....." Dita tersenyum tipis. Mencoba bersikap biasa saja walaupun jantungnya berdetak sangat keras. Pertemuan yang tiba tiba dan tak terduga.

"Mana suamimu?" Seokjin mencoba berbasa basi.

Dita menatap Seokjin "Aku masih single. Bagaimana denganmu? Berapa putra putri mu?"

Seokjin diam

"Mana hana?" Sekali lagi Dita bertanya, mengabaikan rasa curiga yang muncul karena sikap diam Seokjin.

".........."

Seokjin sekali lagi terdiam. Perasaan bahagia yang muncul segera sirna berganti dengan rasa kelabu.

"Aku berpisah dengan hana. Kami tidak jadi menikah" jawab Seokjin jujur. Tak ingin menutupi apapun, karena dia bertekad untuk berkata yang sebenarnya sehingga tidak ada rasa penyesalan lagi.

"O......" matanya membola, Dita tercekat, bingung tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Informasi itu begitu tiba tiba. Segera tangannya menutup mulutnya yang terbuka. "Ohhh....Maaf......."

"Mau beli apa di sini???" Seokjin mencoba basi basi.

"Belanja bahan makanan..." Dita menanggapi, tersenyum tipis, masih berusaha mempertahankan sikap biasa saja walaupun jantungnya masih berisik tak karuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JinDita (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang