Bab 1 : Kebersamaan

362 30 3
                                    

Wisteria, ialah sebuah negeri yang kaya. Surga bagi berbagai macam flora dan fauna. Sepanjang mata memandang hanya warna hijau yang terlihat. Tiap beberapa langkah, suara gemericik air terdengar nyaring. Gerombolan bunga ungu yang menjuntai, memagari sekeliling batas negeri. Tinggal di Wisteria ialah sebuah keajaiban. Begitulah menurut seorang gadis yang kini tengah duduk di batu besar tepat di bawah air terjun sembari memejamkan mata.

"Sakura, ayo kembali!" Laki-laki bersurai pirang memanggil gadis itu dengan berteriak. Kedua telapak tangan mengapit sudut bibirnya. Uzumaki Naruto mengerang frustasi kala sahabatnya itu tak menggubris panggilannya sama sekali. Ia berjalan mendekat dengan memijak batu-batu kecil. Saat ia sudah cukup dekat, Naruto melemparkan beberapa murbei dari kantong celananya ke arah gadis itu. "Oi!" teriaknya lagi.

Haruno Sakura membuka matanya, "Apa?" wajahnya cemberut.

"Pulang," kata Naruto. Saat Sakura akan menarik napas guna mengeluarkan kalimat bantahan, Naruto mendahuluinya, "Aku alphamu di masa depan."

"Terserah," jawab Sakura malas. Gadis itu bangkit dari duduknya. Melompat menuju tepi. Naruto pun mengikutinya. Mereka berjalan beriringan menuju rumah. Moon Halo Pack, bulan yang berhias cincin.

Gadis itu sesekali mencuri pandang ke arah laki-laki di sampingnya. Naruto, tampak semakin tenang di usianya yang semakin dewasa. Laki-laki itu tak sekonyol saat kecil dulu. Kepribadiannya yang hangat dan ramah dibalut wajahnya yang rupawan terlihat mengagumkan. Sakura menggelengkan kepalanya. Ia hanyalah seorang anak dari werewolf beta, sedangkan Naruto adalah pewaris alpha. Tak seharusnya ia menyukai alphanya sendiri dalam hal romansa. Selama ini, ia dididik untuk menyerahkan pasangannya di tangan Moon Goddes. Kehendak pribadi hanya akan berakhir menyakiti diri sendiri.

"Kau tahu, kami mendapat banyak rusa saat berburu tadi. Malam ini kurasa kita akan berpesta," Naruto tampak bangga atas usahanya. Laki-laki itu menghentikan langkahnya. Mengambil segenggam murbei di kantong celananya dan menggenggamkannya pada telapak tangan Sakura yang bebas.

"Dari mana kau mendapatkannya?" Sakura mengangkat alis, menatap murbei-murbei matang yang tampak menggiurkan.

"Saat berburu, kebetulan aku melihatnya," Naruto menatap wajah Sakura yang tampak tak yakin, "Makan saja, kau kelihatan kurus akhir-akhir ini."

"Diet membantu memancarkan aura kecantikan, kata sepupumu."

"Karin? Jangan dengarkan bualannya," Naruto mengambil satu buah murbei dari tangan Sakura, "Buka mulutmu!"

Sakura membuka mulutnya. "Aa," Naruto memasukkan buah itu ke dalam mulut Sakura. Gadis itu mengunyah dan menelannya.

"Bagaimana?"

"Manis," Sakura menyesap rasa manis yang tertinggal di lidahnya.

"Yosh, sudah kuduga!" seru Naruto senang.

Mereka telah sampai di Moon Halo Pack. Pack ini tampak seperti pedesaan. Rumah-rumah warga yang terbuat dari kayu beratap rajutan daun-daun kering berjajar.

"Selamat sore, Tuan Naruto," Shion, omega paling cantik di pack ini menyapa Naruto dengan suara lembutnya.

"Sore juga, Shion," balas Naruto seperlunya.

Sakura memutar bola mata tatkala Shion tersenyum begitu manis. Feromon bunga miliknya menguar mengikuti suasana hatinya yang bahagia. Gadis itu tak tahan lagi ketika melihat Naruto membalas senyuman Shion. Sakura melangkah pergi lebih dulu.

"Eh, Sakura tunggu!" Naruto menyusulnya. Saat Naruto sudah berhasil menyamai langkah Sakura, laki-laki itu membuka suara, "Kau marah?"

"Tidak," jawab Sakura singkat.

IndependentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang