Empat (Belas)

230 22 0
                                    

Empat belas Februari, tepatnya hari Selasa, jam sudah menunjukkan pukul empat sore, di mana siswa/siswi SMAS Garuda Lima mulai beranjak pulang dari kegiatan di sekolah untuk hari ini.

Namun, berbeda dengan murid lain, Karuna masih harus berkutat di ruangan Osis sebab mereka akan mengadakan rapat evaluasi setelah seharian ini mereka sibuk mengirimkan surat-surat rahasia yang para murid SMASDALI kirimkan melalui event "Cinta Kasih di Bulan Februari" milik organisasi utama di sekolah itu.

Karuna yang tengah menjelaskan beberapa hal di depan ruangan, di hadapan kawan-kawan satu organisasinya, terpaksa berhenti kala melihat satu orang murid yang ia kenali sebagai murid kelas satu yang mengikuti ekstrakurikuler futsal itu tiba-tiba datang dan masuk ke dalam ruangan Osis tanpa mengetuk pintu.

"Kak Aru!! Maaf ganggu waktunya, tapi ada yang minta ketemuan di bawah, di deket lapangan parkir selatan," Katanya, kemudian melenggang pergi begitu saja setelah mengatakan apa yang harus ia sampaikan pada Karuna.

Khawatir bahwa siapa atau apa yang tengah menunggunya adalah hal yang begitu penting, hingga membuat murid tadi berlarian hanya untuk menghampirinya, buat Karuna terburu-buru menyelesaikan rapat anggota Osis sore itu, "Maaf, semuanya... Kita selesaikan rapatnya di lain hari, ya. Sampai sini dulu pertemuannya, sampai jumpa di lain hari, terima kasih!" Kemudian tanpa menunggu jawaban para anggotanya, ia langsung buru-buru keluar dengan berlari, turun ke lantai bawah, menuju tempat yang sudah diberitahukan oleh murid kelas satu tadi. Ia bahkan sampai lupa dengan barang bawaannya yang tertinggal di ruang Osis.

Sesampainya di sana, suasana cukup ramai dengan murid-murid SMASDALI yang berkerubung, entah melihat apa. Semakin gelisah pula hatinya.

"Misi... Permisi, ya..." Ujarnya, berusaha membelah kerumunan agar dapat melihat ada apa di depan sana.

Betapa terkejutnya Karuna kala matanya malah berhasil menatap sepasang mata tajam nan kelam milik seseorang di sana. Dengan jaket racing berwarna hitam, kemeja rapih berwarna merah mentereng, kacamata persegi, warna rambut yang sangat nyentrik, piercing di telinga, juga barang bawaan yang tengah orang itu pegang. Sanggup buat Karuna membola terkejut, hampir saja ia menjatuhkan rahangnya.

Mada, yang hari ini sukses buat Karuna tercengang, terkekeh kecil, tersenyum begitu hangat seperti mentari sore hari ini. Ia melangkah mendekat pada Karuna, di tangan kanannya terdapat satu buket besar bunga mawar merah, sedangkan di tangan kirinya ia memegang boneka yang ukurannya bahkan jauh lebih besar dari tubuh Karuna sendiri.

"Halo, Bulan Cinta," Sapanya, tersenyum manis pada Karuna yang tengah mengerjap-ngerjapkan matanya tidak mengerti dengan situasi saat ini. Ada apa sebenarnya?

Karuna mendongak, menatap Mada tak mengerti, "Mada..." Bisiknya lirih, "Ini apa?? Kamu ngapain?? Kamu bukannya nggak masuk dari seminggu yang lalu?? Kamu ke mana aja?? Katanya sakit, 'kan???" Todongnya dengan banyak pertanyaan, buat Mada lagi-lagi terkekeh renyah.

Mada mengangguk, "Iya, gua sakit dua hari. Tapi, hari selanjutnya izinnya bukan sakit, gua ada urusan bareng keluarga. Gua juga sibuk nyiapin hadiah buat lu, Kak. Gua udah janji hari itu, 'kan? Kalo ulangan harian lu dapet nilai bagus, gua bakal kasih hadiah," Tuturnya pelan, sekiranya hanya ia dan Karuna sendiri yang mendengar apa yang mereka bicarakan, Mada berbisik lagi, "So, here I am. Selamat hari penuh cinta buat Bulan Cinta."

Karuna lantas merona begitu merah padam, mengalahkan warna merahnya buah ceri segar. Ia menundukkan kepalanya, malu karena tersipu dengan tingkah manis Mada, yang khusus dilakukan hanya untuknya.

"Diterima, ya? Biar gua nggak sedih," Kata Mada, mengulurkan dua barang tadi pada Karuna yang menerimanya susah payah sebab benda tersebut begitu besar, sulit untuk tubuh mungilnya memegang sekaligus boneka dan buket bunganya. Maka, Mada kembali ambil bonekanya, "Gua aja yang pegangin. Ayo, pulang. Gua anter, Bulan Cinta," Tawarnya, menatap Karuna dengan tatapan memujanya.

LOVE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang