7 GIM

1.1K 43 0
                                    

Tinggalkan saja Masa lalu .Karena hari ini adalah masa depan,maka buka lembaran baru.

OktaVia_

••••••

Hari demi hari terlewati,Via fokus pada pekerjaan nya.Hingga tidak terasa,Via telah bekerja 2 Minggu lebih di perusahaan Darwis.

"Nona Via saya duluan ya"

Via mengangguk dan tersenyum kecil saat beberapa karyawan menyapanya.
Langkah kakinya menuju loby,mobil miliknya telah terparkir di depan loby.
"Nona Via ini kuncinya"
Seorang satpam memberikan kunci miliknya.Layaknya Darwis,Via di perlakukan istimewa.Termasuk saat akan jam pulang,satpam perusahaan akan dengan sigap mengambil kan mobil nya .Kunci mobil nya pun bisa Via simpan di meja resepsionis agar satpam bisa dengan mudah menjalankan tugasnya.

"Makasih Pak"
Via tersenyum dan memberikan uang tips.

"Makasih Non"

Via mengangguk dan memasuki mobilnya.

Mesin mobil telah Via nyalakan,tapi dering pada ponsel nya mengalihkan perhatian nya.
"Ya halo?"

"Via,datang ke restoran Kencana Cinta ya.Kamu udah pulang kan? Mari makan-makan"

"Aku baru akan pulang,tapi oke entar aku kesana"

"Siip,di tunggu ya?"

"Hmm"

Panggilan terputus dan Via melajukan mobilnya menuju tempat tujuan.

.....

"Bayu gak datang ya?"

"Iya Babe...Dia lagi nyiapin acara resepsi nya" Rama mengusap rambut Reva dengan sayang.

"Gak kerasa ya,salah satu dari kita udah ada yang mau nikah" Kenang Reva.

"Kode tuh Ram" Tubuh berisi itu bersandar pada sofa,menatap dua sejoli yang selalu terlihat mesra tanpa memikirkan perasaan dirinya.

Rama tersenyum menanggapi nya.
"Tar Lo dulu,baru gue.Ya gak Babe?" Rama tersenyum penuh arti menatap Reva yang juga tersenyum misterius.

"Ck,jangan nunggu gue.Gue gak yakin bakalan nikah" Ekspresi Abra jadi suram.

"Lah...kenapa Lo gak cari aja cewek lain sih? Vi..Vani juga belum pasti mau sama Lo" Reva menatap Rama yang hampir salah sebut nama.Membuat Rama tersenyum gugup dan mengecup kening Reva sebagai pengalihan.

"Gue gak yakin bisa buka hati.Gue bahkan gak bisa lupain setiap kenangan sama dia Ram" Ekspresi Abra terlihat kuyu.Membuat Rama dan Reva saling tatap.

Reva kembali menatap Abra.
"Ab..gue mau nanya serius sama Lo"

Sebelah alis nya terangkat bertanya sambil mengambil minuman di atas meja.
"Apa?"

"Lo serius kan cinta sama Vani?"

Abra mendengus sambil menggoyangkan gelas di tangan nya.
"Kalau gue gak serius,buat apa gue sampai sekarang gak bisa lupain dia"

Reva mengangguk paham,melirik Rama dan kembali menatap Abra.
"Terus...kenapa Lo bikin kecewa Vani.Sikap posesif Lo yang berlebihan itu yang ngebuat Vani pergi,Lo harusnya sadar itu"

"Gue...tau.Gue juga gak mau kayak gini.Tapi rasa sayang yang gue miliki terlalu besar,sampai gue buta dan takut kehilangan dia.Tapi ternyata sikap gue yang kayak gitu malah ngebuat kesayangan gue pergi.Gue cuma gak mau berbagi,Vani adalah segalanya buat gue Rev..." Abra termangu sesaat.Hingga tatapannya menatap Reva penuh arti.

"Jadi...kalau Lo tau sesuatu tentang Vani,kasih tau gue"

Deg!

Reva mematung.
"A..apa maksud Lo?"

"Pertanyaan Lo yang kayak ingin memastikan sesuatu,kayak Lo tahu sesuatu tentang dia" Jelas Abra.

"Gue juga liat kalian saling kode lewat tatapan.Jadi, benar kan?"

Reva melirik Rama yang juga menatapnya.
Sesaat kemudian Rama mengangguk.Membuat Reva kembali menatap Abra.
"Gue bakal kasih tau Lo sesuatu.Tapi, gue harus mastiin lagi kalau Lo gak bakalan pernah bikin dia kecewa lagi"

Abra tersentak.Dada nya seakan bergejolak, memikirkan suatu kemungkinan yang di ketahui Reva.
"Jadi...Lo tahu dia dimana?"

Reva menatap pasti Abra.
"Lo harus jawab pertanyaan gue dulu"

"Gue...kalau untuk kesetiaan,gue bisa.Tapi lo tau sendiri,Vani adalah hidup juga nafas ku.Jika sifat posesif gue bikin dia gak nyaman,oke! Gue akan coba kurangi.Jadi,dimana dia sekarang?"

Reva tidak menjawab,tapi mengalihkan pandangannya pada jam tangan miliknya.
"Lo beruntung,jam 5 sore pekerjaan dia sudah selesai "

"Pekerjaan?" Tanya Abra.

Reva tidak menjawab,tapi mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.Lalu dia taruh ponselnya di atas meja dengan loud speaker yang menyala.

"Ya halo?"

Abra yang paham mendengarkan dengan serius.
"Via,datang ke restoran Kencana Cinta ya.Kamu udah pulang kan? Mari makan-makan"

"Aku baru akan pulang,tapi oke entar aku kesana"

"Siip,di tunggu ya?"

"Hmm"


Tut!

Sambungan terputus,Reva menatap Abra yang terdiam.
"Via? Siapa?"

"Cewek Lo"

Abra mematung.Tangan nya terasa dingin dan basah saat mendengar nya.
"Dia...ada di sini?" Tidak menyangka Abra.

"Menurut Lo?" Reva tersenyum melihat mata Abra yang kini berkaca-kaca.

"Sejak kapan?"

Reva bersidekap dada dan bersandar di bahu Rama yang merangkul nya.
"Hampir 3 Minggu"

Tawa hadir tanpa suara, setetes air mata jadi saksi betapa bahagia itu terasa nyata.Mulutnya terbuka ingin berkata,tapi tidak bisa saat kebahagiaan menutupi setiap kata-kata yang akan keluar.

Reva menunggu Abra agar tenang terlebih dahulu.
Setelah beberapa saat Abra bisa mengendalikan dirinya sendiri,baru Reva kembali berbicara.

"Tapi,untuk saat ini....Lo pura-pura gak kenal dia dulu"

"Kenapa?" Bingung Abra.Merasa tidak terima jika nanti dirinya tidak bisa meluapkan rasa emosi juga senang nya saat bertemu kembali dengan sang kekasih.

"Menurut Lo...kenapa Vani sampai sekarang gak nunjukin dirinya langsung di depan kita? Vani cuma nemuin gue doang.Itu karena Vani masih marah sama Lo.Lo gak mau kan dia pergi lagi?"

Abra termenung.

Beberapa saat kemudian dia mengangguk paham.

"Dia datang" Rama memberitahu.

••••••







Gendut? No,im Slime { Season 2 GBCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang