13 GIM

1.2K 33 2
                                    

Tubuh teg..berisi nya menjulang di balik jendela lantai 10 apartemen nya.Menatap ke indahan kota yang gelap namun berhiaskan lampu-lampu.

'Erik,laper.."

Suara manja itu terus terngiang di kepala nya bagaikan kaset rusak.Terdengar Dejavu akan masa lalu,namun terasa menyesakkan saat kata itu di peruntukkan untuk orang lain.

'Inget,Lo harus kurangin rasa cemburu Lo...'

'sikap posesif Lo...'

'Lo pikir..siapa cewek yang mau di kekang?'.

Abra menengadah dengan mata terpejam erat.
"Aku juga gak ngerti yang...kenapa perasaan ku,seakan mabuk buat kamu."

....

Via memutar-mutar kunci mobil nya sambil bersenandung kecil.Mengeluarkan kartu untuk membuka pintu apartemen nya dan segera masuk.

Mendorong pintu dengan santai dan berbalik.

Brak!

Via segera melihat ke belakang.Terlihat seorang pria dengan terengah telah membuat suara gaduh setelah mendorong pintu yang hampir tertutup.

Perut buncit nya terlihat bergerak-gerak seiring dengan tarikan nafasnya .

"Pak Isyraf...Bukankah tindakan anda ini termasuk kriminal?".

Abra berdiri dengan tegak.
"Aku hanya berkunjung.Jadi, sekarang kamu tinggal disini?". Dengan santai Abra melewati nya.Melihat-lihat seisi apartemen yang bernuansa abu muda.

"Kenapa gak tinggal di apartemen dulu?".

"Dan mengenang kisah masa lalu? Sorry,gak minat." Sela Via cepat.

Via melirik nya sekilas selagi berjalan menuju meja pantry.Mengambil gelas dan menuangkan air dari teko kaca.

Abra mendekat dan hendak mengambil gelas di tangan Via.Namun Via segera menenggak isinya.
"Maaf,aku tidak menjamu tamu yang datang tanpa di undang". Menghentak kasar gelas kaca pada meja pantry.

"Jadi,silahkan tuan Isyraf.Pintu keluar ada di sebelah kiri."

Abra berbalik.Berjalan menuju sofa dan duduk disana.
"Tidak masalah,lemak di tubuhku sudah cukup menghilangkan rasa hausku."

Ucapan nya membuat Via merasa jijik.

"Bukankah anda terlalu berbangga diri."

Abra mengacuhkan nya,merentangkan kedua tangannya pada sandaran sofa dengan kepala menengadah.
"Hhahh....disini sangat nyaman.Mungkin aku akan menginap."

"Yang,kamu ada dua kamar kan? Atau... satu kamar berdua juga aku tidak keberatan."

"Mimpi!". Ketus Via dan membanting pintu kamarnya.

Abra tersenyum simpul menatap pintu kamar yang tertutup rapat,bahkan terdengar suara kunci yang di putar.

"Ya?"

"Sebagai tanda terima kasih,saya sudah delivery makanan ke apartemen.Tadi juga kamu gak makan di cafe,saya jadi khawatir."

Via terpaku.

Setelah panggilan selesai, Via keluar kamar.Menghela nafas lega tidak mendapati sesosok pria berlemak di ruang tamu.

Namun suara pergerakan di dapur membuat Via mengerutkan keningnya.

"Eh yang,udah ganti baju? Coba cicip,aku masak nasi goreng mozzarella kesukaan kamu." Abra menaruh sepiring nasi goreng di atas meja makan dengan senyuman kecil yang terus menghiasi bibirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gendut? No,im Slime { Season 2 GBCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang