11

33 3 0
                                    

"Apakah keharmonisan hanya untuk orang yang selalu bahagia bersama orang terdekatnya? Dan bisakah aku melakukan hal itu juga bersama orang terdekatku?"

Assalamu'alaikum kakak's² readers

Bagaimana dengan kabarnya?
Semoga selalu baik-baik saja dan selalu dalam perlindungan Allah SWT

Kalau begitu silahkan baca bab yang kali ini

Kemarin juga sudah dikasih spoiler dikit kok😆

Janlup vote dan komen💗

Tandai jika ada typo dan kesalahan lainnya yaa!!

BISMILLAH DULU SEBELUM MEMBACA ‼️



(Pyarr)

"Astaghfirullah!" Kinara sangat terkejut saat Gus Zayn tiba-tiba membuka pintu tanpa bersuara.

Terkejutnya Kinara sudah bukan main dan malah semakin dibentak oleh Gus Zayn "KAMU NGAPAIN SIH!".

"Afwan Gus, saya hanya ingin memberikan teh ini untuk Gus Zayn" Kinara memberi penjelasan sambil menatap kepingan kaca yang berserakan kemana-mana.

"Saya itu gak suka teh! Lagian saya juga gak akan minum teh buatan kamu itu. Mending cepat bersihkan pecahan gelas ini, daripada kamu saya hukum" Gus Zayn pun hendak pergi dari tempatnya berdiri.

Namun saat Gus Zayn pergi dan Kinara mulai membersihkan pecahan kaca yang berserakan, tanpa disadari Gus Zayn malah menginjak tangan Kinara tepat dengan pecahan yang sangat tajam. Dan akhirnya tangan Kinara pun tersayat dengan serpihannya sampai mengeluarkan darah yang lumayan banyak.

"Ya Allah, kenapa aku harus mendapatkan ujian seberat ini" batin Kinara sambil menahan rasa sakit yang sangat bertubi-tubi.

Selang beberapa menit setelah membersihkan semua serpihan gelas kaca, Datanglah Umi Nurul dari bawah yang hendak menuju kamar anak dan menantunya "Astaghfirullah nak Kinara! Tanganmu kenapa nak".

Dengan hati yang sangat sakit namun tetap ditutupi, Kinara dengan santainya tersenyum manis dan menunjukkan kumpulan serpihan kaca "Kinara tadi gak sengaja menjatuhkan tehnya Umi, jadi ya Kinara bersihkan serpihan kacanya".

"T-tapi ini darah yang ada di tangan kamu kok sampai banyak kayak gini?" Umi Nurul benar-benar menatap nanar tangan menantunya itu yang darahnya mengalir secara terus-menerus.

"Tadi Kinara ceroboh Umi..... Jadi ya ini hasilnya, malah kenak tangan sendiri. Maafin Kinara ya Umi, gelasnya malah pecah karna Kinara Ndak hati-hati tadi" Kinara pun meminta maaf pada Umi Nurul sambil menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah yang sangat dalam.

Air mata Umi Nurul jatuh begitu saja saat melihat Kinara yang malah merasa bersalah tanpa memikirkan tangannya yang tersayat "Tidak nak! Kamu tidak usah meminta maaf! Tidak usah memikirkan gelas yang pecah, tapi pikirkan tanganmu ini! Ayo berdiri, Umi mau obatin tangan kamu".

"Kinara bisa sendiri Umi" Kinara berusaha mandiri namun Umi Nurul tetap kekeuh membantunya berdiri dan mengambil alih kumpulan dari serpihan kaca.

"Sudah nak, kamu jangan seperti ini terus. Kamu harus bilang kalau sakit ya? Umi selalu ada buat nak Kinara"  Ucap Umi Nurul sambil menuntun Kinara menuju dapur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIDADARI SURGA PALING INDAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang