chapter 一

599 58 17
                                    

HAPPY READING

01






Felix tidak dapat menentukan dengan tepat sejak kapan matanya hanya tertuju pada satu orang. Di sanalah dia, duduk di kursinya mengelilingi meja konferensi bundar, mengamati bosnya, seorang CEO dari perusahaan start-up tempatnya bekerja, sedang memulai presentasinya.

Felix mencoba memperhatikan, sungguh. Setidaknya di awal meeting. Namun sepuluh menit kemudian, Hyunjin melepas jasnya dan melipat lengan kemeja putihnya yang disetrika sempurna hingga siku. Mata Felix berpindah dari wajahnya ke lengannya dan kemudian ke dadanya. Felix tidak bisa menahannya, pria itu benar-benar sebuah karya seni.

Sebagian besar pria yang pernah dikencani Felix, kalau one-night stands menurut kalian juga dianggap sebagai kencan, kebanyakan mereka adalah pria berusia awal dua puluhan, muda, ramping, dan energik. Namun Hyunjin berbeda dari tipe biasanya. Dia berumur dua puluh tujuh, empat tahun lebih tua dari Felix. Dia memperoleh gelar MBA dari universitas ternama di Inggris, dan memulai bisnisnya sendiri pada usia dua puluh dua tahun.

Hyunjin tinggi, dan Felix tidak perlu melihatnya telanjang untuk mengetahui bahwa dia pasti berotot di balik pakaian yang dikenakannya. Rambut coklat, rahang tegas, dan janggut tipis—dia bukanlah tipe pria yang biasa dikencani Felix.

Felix tidak pernah benar-benar tertarik pada pria yang lebih besar darinya. Namun Felix akan melakukan apa saja agar dia bisa bercinta dengan Hyunjin, melakukan hal-hal yang hanya bisa dia bayangkan dalam mimpi terliarnya.

"Felix? Felix?" Hyunjin memanggil Felix dua kali, dan akhirnya membuyarkannya dari lamunan pikirannya sendiri. Felix menegakkan punggungnya saat dia melihat ke arah bosnya, yang sedang menatapnya dengan wajah cemberut.

"Ya, Tuan Hwang?" Jawab Felix.

"Saya bertanya apa kamu okay dengan keputusan ini?" Hyunjin bertanya, dan Felix berkedip beberapa kali. Dia tidak tahu apa yang dibicarakan bosnya, dan menanyakannya sekarang pasti akan membuatnya mendapat masalah.

"Ya, tentu saja, Tuan Hwang," jawab Felix. Hyunjin mengangkat alisnya selama sepersekian detik, sebelum kembali ke presentasinya.

"Aku tidak percaya kamu menjawab ya," bisik Karina. Felix memandang ke sampingnya, pada wanita yang memiliki ekspresi sangat geli di wajahnya.

"Dan sebenarnya aku mengiyakan apa?" Felix bertanya padanya dengan suara yang sama pelannya. Syukurlah Hyunjin menghadap layar proyektor sambil menunjuk presentasi powerpoint-nya .

"Kamu bercanda kan?" Karina datar, ekspresi tidak percaya di wajahnya saat dia menatap temannya. Felix hanya mengangkat bahu sebagai jawaban, membuatnya menghela nafas.

"Kamu benar-benar harus mulai memperhatikan setiap kali ada meeting," kata Karina, "kamu setuju untuk bekerja lembur selama dua minggu ke depan untuk membantu Tuan Hyunjin dalam presentasinya untuk meeting dengan para investor."

"Lembur? Dua minggu?" Mata Felix membelalak saat dia menatap wanita itu, "sialan."

"Sampaikan salamku pada malam-malam panjang berduaan dengan bos," gumam Karina sebelum menjauh.

Felix tanpa sadar menjilat bibir bawahnya saat memikirkan apa yang dikatakan Karina. Tentu, bekerja lembur terus menerus selama dua minggu sungguh menyebalkan. Tapi itu juga berarti dia akan sendirian bersama Hyunjin. Dan itu adalah sesuatu yang bisa membuat semuanya berharga.

Where Your Eyes LingerWhere stories live. Discover now