chapter 十一

241 46 5
                                    

HAPPY READING

11






Felix mungkin salah satu dari sedikit orang yang lebih suka menghisap penis orang lain daripada penisnya sendiri dihisap. Bukan hanya rasa kejantanan seseorang di mulutnya yang dia sukai, tapi rasa kekuatan yang diberikannya. Dia senang memperhatikan para pria yang penisnya dia hisap gemetar kegirangan.

Dia menyukai eye contact ketika sedang bercumbu. Dia suka menonton, dan dia senang diawasi dengan penuh nafsu dan mata tertutup saat dia mendorong orang itu untuk melepaskan cairan kenikmatannya. Felix mempunyai sebuah pola, rutinitas gerakan ketika dia melakukan one night stand. Mengisap penis pria itu hingga akan mencapai klimaks, sambil meraba pria itu secara bersamaan adalah bagian yang menggairahkan.

Setelah melakukan banyak "tugas" untuk menyenangkan seseorang, ketika dia tahu orang itu sudah dekat dengan klimaksnya—dia akan berhenti.

Dan kemudian Felix akan membalikkan tubuh pria itu, menyarungkan kondom ke penisnya yang membengkak besar sebelum menggunakan pelumas dalam jumlah banyak, dan menusukkannya ke dalam lubang sang pria lain. Felix pandai mengenali siapa yang menginginkan ritme lambat, dan siapa yang menginginkan seks kasar, dan siapa yang menginginkan perpaduan yang tepat dari keduanya. Dan dia akan terus melakukan itu sampai pria itu memegang seprai, atau memegang tepi meja, tergantung di mana mereka berada, dan kemudian klimaks tercecer ke mana-mana.

Felix suka menyenangkan orang lain, dia melakukannya dengan senang hati. Melihat pasangannya orgasme biasanya sudah cukup untuk membawanya mendekati klimaksnya juga. Dia menyukai one night stand sesekali yang akan menyuruhnya untuk melakukan sesuatu yang menarik. Muncrat di tubuh seksi mereka, atau di wajah manis mereka. Itu adalah part favoritnya.

Tapi hubungan asmaranya dengan Hyunjin tidak seperti biasanya.

Dia tidak terbiasa menjadi orang yang membungkuk di atas meja, tangan mencengkeram pantatnya, membuka belahan pantatnya saat lidah me-rimming lubangnya. Dia tidak terbiasa menjadi orang yang meminta lebih. Dia tidak akan pernah benar-benar melakukannya, dia punya harga diri yang terlalu tinggi untuk memohon, bahkan secara seksual.

Namun jika dia mendapat seratus Won untuk setiap kali dia menggigit bibir agar tidak meminta lebih kepada Hyunjin—Felix akan menjadi sedikit lebih kaya.

"Tidakkah menurutmu kita harus lebih berhati-hati?" Felix bertanya ketika tangan Hyunjin berusaha membuka ritsleting celana pemuda itu.

"Sudah hampir jam enam, tidak ada orang di kantor kecuali kita," Hyunjin beralasan.

"Tetap saja..." Felix menarik napas dalam-dalam saat Hyunjin mencengkeram pangkal penisnya. "Kamu tahu bahwa Bibi Joohee suka sekali membersihkan kantor pada saat malam, bukan?"

"Apa kamu ingin aku berhenti?" Hyunjin bertanya dengan tulus, membuat Felix terkekeh.

"Otak kiriku mengatakan ya, tapi otak kananku mengatakan tidak," Felix menyeringai. "Aku yakin kamu bisa mengetahui yang akan aku pilih."

"Aku punya ide yang bagus," jawab Hyunjin dengan senyum nakal sambil perlahan membelai Felix. "Tapi kamu benar. Ini berisiko."

"Sangat," bisik Felix.

Keduanya berdiri berdekatan, dengan Felix bersandar di meja Hyunjin. Hyunjin tidak membalas apa pun, saat mereka berdiri membeku, saling menatap mata. Tatapan Felix tertuju pada bibir Hyunjin. Mereka masih belum saling berciuman, meski sudah berminggu-minggu sejak pertama kali mereka berhubungan seks.

Where Your Eyes LingerWhere stories live. Discover now