HAPPY READING
08
Saya sangat menyesal, ada pekerjaan mendesak yang harus dilakukan dan saya tidak bisa datang untuk makan malam. Tapi saya memesan makanan Cina, mungkin kita bisa makan di tempat saya?
Felix membaca pesan dari Hyunjin berulang kali. Dan Hyunjin telah mengirimkan pesan lain dengan alamatnya, tanpa menunggu balasan Felix terlebih dahulu. Pria berambut hitam itu tahu jika atasannya memperhatikan maka dia akan sadar bahwa Felix telah membuka pesannya lebih dari delapan menit yang lalu, dan belum membalas pesannya.
Felix telah mempersiapkan diri untuk memberi tahu Hyunjin bahwa dia ingin tetap profesional. Bahwa dia ingin menarik batasan. Dia telah mempersiapkan mentalnya sendiri untuk melakukan percakapan ini di salah satu bilik restoran. Namun Hyunjin malah melempar 'bola melengkung' dan mengundangnya mendekat.
Felix sama sekali tidak mempercayai tekadnya. Apalagi saat dia akan berduaan dengan Hyunjin. Tapi dia tahu dia harus melakukannya. Dia tidak bisa mempertaruhkan pekerjaan Hyunjin, tidak ketika dia berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya.
Felix membalas pesan Hyunjin, memberi tahu Hyunjin bahwa dia akan tiba di sana dalam tiga puluh menit. Anehnya, Hyunjin hanya tinggal beberapa blok jauhnya dari apartemen Felix. Atau mungkin tidak terlalu mengejutkan mengingat keduanya tinggal di lingkungan kaya.
Felix memutuskan untuk mandi, setelah itu dia mengenakan kemeja berkancing abu-abu dan celana jeans hitam. Dia memandang dirinya di cermin, mengingat bagaimana Jeongin selalu mengeluh tentang selera berpakaiannya. Felix tidak pernah peduli dengan pakaian bermerek, dan di sekolah dulu dia sering tampil dengan kaus oblong dan celana olahraga, yang membuat mantannya kecewa.
Setelah mengambil dompet, kunci, dan ponselnya, Felix meninggalkan penthouse-nya. Rupanya Hyunjin sudah memberi tahu penjaga tentang kedatangan Felix, jadi ketika Felix datang dia langsung disapa. Hyunjin tinggal di lantai delapan belas, dan Felix berjalan ke pintu apartemen bosnya.
Dia mengusap rambutnya, mengumpat dalam hati ketika dia menyadari rambutnya masih basah setelah mandi. Mengapa dia berasumsi rambutnya akan kering dalam sepuluh menit berjalan kaki?
"Ini tidak ada apa-apanya," gumam Felix pada dirinya sendiri sebelum mengetuk.
Felix menghentakan kakinya, merasa tidak sabar saat Hyunjin mengambil waktu yang tepat untuk membuka pintu. Mata Felix menatap pemandangan di depannya, ini pertama kalinya dia melihat Hyunjin berpakaian santai. Dia mengenakan kaos putih polos dengan celana olahraga abu-abu. Jelas sekali kelemahan seorang pria gay.
Felix menghela napas. Kenapa, oh kenapa, Hyunjin harus memakai itu. Seorang pria seksi dengan celana olahraga abu-abu adalah mimpi basah bagi siapa pun yang melihat sebuah daging yang berayun menonjol di selangkangannya.
"Hei, ayo masuk," Hyunjin menyingkir untuk membiarkan Felix masuk, yang dia lakukan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Hyunjin menutup pintu, sebelum melanjutkan, "Saya benar-benar minta maaf atas semua ini. Chaeyoung menelepon saya satu jam yang lalu dan memberitahu saya bahwa COO baru SoulTech ingin mengadakan pertemuan besok pagi untuk membahas—"
"Tidak apa-apa," Felix menyela, "pekerjaan tidak dapat diprediksi, saya mengerti."
"Ya, tapi sekali lagi, saya minta maaf," kata Hyunjin.
YOU ARE READING
Where Your Eyes Linger
FanfictionHYUNJIN-FELIX ⚠⚠WARNING⚠⚠ Rated: R-Restricted [17+] Genre: Fanfiction, Romance, Drama Tags: #smut, #softcore, #workplaceromance, #boss-employee, #mature, #fluffy, #reverse, #trauma, #pastmemories, #ceo, #hiddenidentity, #conglomerate, #nightlife, #o...