chapter 五

266 53 15
                                    

HAPPY READING

05






Felix tahu dia sedang bermain api.

Tapi dia menyukainya.

Setelah menantang secara terbuka dan berjalan keluar dari ruangan meeting meninggalkan Hyunjin yang tertegun, keadaan menjadi tegang pada Senin pagi. Namun keduanya harus mengesampingkan urusan pribadi mereka demi pertemuan investor. Terlalu penting untuk mengacau.

Felix yakin pertemuan itu berjalan baik, begitu pula Hyunjin untuk pertama kalinya. Dia bersikap skeptis setelah semua pertemuan mereka sebelumnya, tapi kali ini tidak. Kali ini Hyunjin merasa yakin bisa menyelamatkan jabatannya. Salah satu rekanan di firma tersebut adalah teman Hyunjin semasa kuliah, dan dia mengirim pesan singkat kepada Hyunjin setelah pertemuan selesai untuk meyakinkannya bahwa kesepakatan akan tercapai.

Felix menyarankan pergi keluar untuk minum-minum untuk merayakannya, tetapi Hyunjin mengatakan kepada Felix bahwa dia akan melakukan itu setelah semua surat-surat perjanjian kerjasama resmi ditandatangani. Akhirnya keduanya memutuskan untuk makan siang. Suasana hati mereka berdua sedang bagus, dan semua ketegangan seksual sebelumnya telah hilang. Terutama karena melihat Hyunjin begitu bahagia dan aura itu sangatlah menular, dan Felix mau tidak mau merasakan hal yang sama.

"Kapan menurut Anda, kita akan mendapat kabar dari mereka?" Felix bertanya.

"Mark bilang kita akan mendapat kabar paling lambat hari Rabu," jawab Hyunjin, "dia memberitahu saya bahwa semua orang di pertemuan itu sangat terkesan dengan model bisnis kita dan meskipun fast tracking dalam proses investasi mempunyai risiko besar, mereka bersedia melakukan itu untuk kita."

"Apa Anda akan memberitahu Dewan Direksi?" Felix bertanya.

"Tidak sampai saya melihat kontraknya," Hyunjin menggelengkan kepalanya, "Saya tidak bisa bersantai sampai semuanya ditandatangani dan diselesaikan."

"Dan itu akan terjadi. Sebentar lagi," kata Felix, "kita bisa mendapatkan minuman perayaan."

"Minum? Saya akan meminum champagne jika saya bisa tetap menjadi CEO," jawab Hyunjin.

"Saya pegang janji Anda," Felix menyeringai.

Pelayan memberi bill di atas meja, dan kedua pria itu secara otomatis meraihnya pada saat yang bersamaan. Mereka saling melirik saat tangan mereka bertabrakan, ketegangan dari sebelumnya perlahan mulai kembali.

"Ini ditanggung oleh perusahaan," Hyunjin mengingatkan.

"Oh, ya, benar," Felix mengangguk sambil mengerutkan kening dan menarik tangannya.

Apa yang salah denganku? pikir Felix. Mengapa aku sibuk memikirkan sesuatu yang kecil seperti tangan kita yang saling bersentuhan? Felix merasa seperti kembali ke sekolah menengah sejenak. Dia harus mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia sudah dewasa. Terutama yang tidak peduli dengan hal-hal konyol seperti itu.

Kedua pria itu sangat pendiam dalam perjalanan kembali ke kantor. Felix tahu kenapa dia diam, tapi dia tidak mau berasumsi kenapa Hyunjin juga diam. Begitu mereka kembali ke kantor, mereka akhirnya harus berpisah.

Hyunjin memegang punggung bawah Felix selama sepersekian detik, lalu memberinya anggukan sebelum berjalan ke ruangannya. Felix berdiri membeku di tempatnya saat dia mengulangi tindakan kecil itu berulang kali dalam pikirannya. Bahkan ketika dia kembali ke mejanya dan seharusnya bekerja, dia tidak bisa menghentikan otaknya untuk terus berpacu.

Where Your Eyes LingerWhere stories live. Discover now