Out of Love ( Part I ) 🔞

1.7K 85 10
                                    

OUT OF LOVE






Hari terburuk yang tidak akan pernah kulupakan, seumur hidup.

Di rumah itu.. rumah paling megah tapi paling menyeramkan yang tak akan ada yang bisa menebaknya. Hanya aku yang bisa.

Ya, hanya aku, karena... mereka menganggap aku hanya membual atau berhalusinasi. Semua orang tidak percaya apapun yang pernah dikatakan bocah berusia lima belas tahun sepertiku bahwa ada hal paling buruk yang telah menimpaku.

Hal yang sangat sensitif dan berpengaruh besar untuk... masa depanku.

Ten years ago...

22 Oktober 2013

Bangkok, Thailand.

11:00 waktu Thai.

"Zee! Turunlah! Ada Adik yang mencarimu di bawah."

Zee tersentak dan langsung melompat dari tempat tidurnya.

Ayahnya memanggilnya untuk turun dan bertemu dengan orang itu. Zee menggeleng panik. Ia tidak ingin bertemu dengan Anak jahat itu.

Zee langsung berbaring dan menutupi tubuh sepenuhnya dengan selimut.

Keringat dingin mulai bermunculan di dahinya, bibirnya ia gigit – untuk mengurangi rasa gugupnya.

'Tidak! Aku tidak ingin bertemu dengannya! A-aku.. aku tidak mau dia..'

"Zee.."

Zee kembali tersentak, kali ini tubuhnya menegang. Seseorang baru saja masuk ke dalam kamarnya, dan ia tahu siapa orang ini.

Zee memejamkan mata berusaha sekeras mungkin untuk terlihat sedang tidur. Meski saat ini mata dan tubuhnya sangat tidak sejalan. Tubuhnya bergetar hebat apalagi ketika orang itu menyentuh kakinya.

"Aku tahu kau tidak sedang tidur, kau tidak mau menemuiku di bawah? Sayang sekali, tadi kupikir kita akan berjalan-jalan sebentar. Tapi kurasa kau sedang tidak mau, ya?" ucap orang itu sambil sesekali mengelus kaki Zee di balik selimut.

"Zee! Berbaliklah! Aku ingin melihat wajahmu." Orang itu mulai menarik-narik selimut Zee dan dengan sekuat tenaga Zee mengeratkan selimut pada tubuhnya.

"Ayolaah.. kau tidak kasihan padaku? Aku sudah membatalkan urusan di sekolah hanya untuk menemuimu hari ini." Ucap orang itu lagi, namun Zee masih bergeming.

"Zee! Zee! Bangunlah! Kalau tidak.. aku akan.."

"A-aku sudah bangun, Nu." Tiba-tiba Zee bangun dan beringsut mundur. Orang itu menyeringai.

"Hah kau ini. Aku sudah lelah berbicara kau baru bangun! Heh? Kenapa kau menjauh?"

Orang itu mengernyit lalu beringsut maju mendekati Zee yang pucat pasi. Zee bersumpah, ia akan mengunci pintunya mulai sekarang.

Zee menelan ludah gugup ketika orang itu perlahan maju dan menempelkan tangan di pipi kirinya.

"Kau tampan sekali, Zee."

'Sial! Orang ini mulai lagi.'

"T-tidak, Nu? Bukankah kau mau mengajakku jalan-jalan? Kalau begitu aku akan siap-siap." Zee langsung meloloskan diri menuju kamar mandi, namun langkahnya terhenti karena orang itu memeluknya dari belakang.

Zee menegang. Tubuhnya bahkan sulit bergerak ketika orang itu menghirup ceruk lehernya dalam-dalam.

"Nu?" lirih Zee.

"Hmm?"

"Hentikkan.. bukankah kita akan pergi?" Zee sangat sulit mengatur napasnya. Ia harus lebih hati-hati dalam memilih kata, karena orang ini sangat sensitif.

ZeeNunew OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang