OUT OF LOVE
One month later..
Ini sudah satu bulan sejak kejadian di mana kecelakaan itu menimpa Nunew, dan selama itu pula Zee menjadi lebih buruk, ia terlihat seperti orang depresi dengan tatapan kosongnya. Zee bahkan selalu menangis tengah malam dan membuat semua orang tidak bisa melakukan hal apapun karena sia-sia saja. Zee tidak menganggap mereka ada.
Zee selalu tidak bisa tertidur dengan tenang, ia selalu mengingat kejadian buruk satu bulan yang lalu. Ia sangat sedih dan selalu menyalahkan dirinya sendiri ketika mengingatnya.
Dan bahkan Zee benar-benar tidak bisa membuat semua orang lebih tenang karena aksi nekatnya beberapa waktu lalu. Ia berusaha melukai dirinya sendiri dan berteriak jika semua itu adalah kesalahannya. Zee selalu seperti itu sejak Nunew mengalami koma.
Lalu, ketika Sunoo selalu ingin mendekatinya dan menanyakan apa yang sedang terjadi padanya, Zee sama sekali tidak bisa menjawab selain memeluk anaknya itu dan mengatakan ratusan permintaan maaf. Sunoo yang tidak mengerti hanya mengangguk, anak itu mungkin mengira jika ayahnya sedang tidak sehat sehingga tidak bisa menemaninya untuk makan seperti waktu itu atau sekadar menemaninya bermain.
"Zee, boleh ibu masuk?" tidak ada jawaban dari kamar itu.
Zee benar-benar tidak mengindahkan orang-orang yang sedang berbicara padanya.
Ibu Zee masuk ke kamarnya dan menemukan Zee yang saat ini sudah rapi dengan pakaiannya. Pria itu tampak rapi di luar tapi terlihat jelas dari wajahnya jika Zee sedang kacau saat ini.
"Kau sudah siap, nak? Semua orang sudah menunggumu di bawah. Kita pergi bersama-sama, ya?" dengan sabar sang ibu menggandeng lengan Zee. Saat ini Zee terlihat menyedihkan, ia seperti mayat hidup.
Saat mereka sudah berada di lantai bawah, mereka bergegas masuk ke dalam mobil. Hari ini mereka akan mengunjungi Nunew.
"Daddy.. apa hari ini Sunoo akan bertemu mommy?" pertanyaan tiba-tiba Sunoo membuat semua orang menoleh padanya tak terkecuali Zee. Zee memandang Sunoo sebelum ia mengangguk.
Zee hanya merespons Sunoo. Ya, mereka tahu itu.
"Lalu mengapa daddy terlihat sedih? Daddy tidak senang bertemu dengan mommy?" tanya Sunoo lagi. Pertanyaan itu membuat Zee tersentak, ia selama ini menampilkan wajah dingin pada anaknya namun anaknya itu tidak pernah bertanya apakah ia membenci atau tidak suka padanya? Tapi mengapa sekarang, Sunoo bertanya seperti itu padanya?
Tentu saja tidak, ia bukan tidak senang, melainkan hatinya saat ini sedang kacau. Hatinya menjerit menyalahkannya namun di sisi lain hatinya menjerit bila ia harus tetap percaya bahwa semua ini bukan salahnya sepenuhnya.
Zee menggeleng sebagai jawaban. Sunoo sempat tidak suka reaksi yang Zee berikan itu, namun ia sadar ayahnya sedang tidak sehat jadi ia harus memakluminya.
Mereka sudah sampai di tempat tujuan di mana mereka akan menemui Nunew. Zee berjalan paling depan dengan Sunoo yang berada digandengannya. Mereka semua berjalan menuju sebuah koridor bernuansa putih sebelum berhenti di depan sebuah pintu. Zee memejamkan matanya sejenak sebelum masuk.
Ketika masuk ke dalam ruangan, hal yang pertama menyambutnya adalah suara yang berasal dari layar monitor di samping seseorang yang tergeletak tak sadarkan diri.
Zee memandang seseorang itu lama sebelum ia mendudukkan diri di samping orang itu. Zee menyentuhkan tangannya untuk menyentuh pipi orang itu dengan hati-hati seolah ia tidak ingin melukai orang itu. Sedangkan Sunoo, anak itu berada di samping kiri ayahnya memandang secara bergantian antara orang yang sedang tidak sadarkan diri lalu pada Zee yang tidak mengalihkan pandangannya.