AM I WRONG?
Zee baru saja mengantar obat antibiotik ke kamar Karina dan berencana kembali ke kamar Nunew untuk melihat pria muda tersebut.
"Nunew?" Zee mengernyit saat ia tidak mendapati Nunew di kamarnya, hanya selimut yang berserakan dan lemari pakaian yang terbuka. Ia melihat di atas meja dekat ranjang terselip kertas di bawah gelas air putih.
"Tuan Zee, izinkan aku berjalan-jalan untuk dua hari. Aku butuh udara segar. Maafkan aku memberitahumu melalui surat, karena aku tidak mau mengganggu waktumu. Jangan cari aku ya. Aku berjanji akan pulang dua hari lagi, dan aku pastikan aku dan bayiku baik-baik saja. Terimakasih.
-Nunew chawarin"
"Pergi lagi? Apa kakinya tidak lelah?"
Zee melipat kertas tersebut dan menutup lemari pakaian Nunew yang terbuka.
"Tuan Zee, Tuan Nun—"
"Tak apa paman, ia sudah meminta izin denganku. Ya, walaupun aku belum menjawab untuk permintaannya itu" Zee tersenyum dan kembali membaca kertas tulisan Nunew.
"....... Karena aku tidak mau mengganggu waktumu...."
"Mengapa kata-kata ini sedikit ganjil?"
.
.
.
Nunew duduk bersandar di depan gerbang sekolah yang termasuk mewah tersebut. Beberapa orang yang berjalan kaki di sekitar sekolah tersebut menatap aneh Nunew yang duduk dengan perut besarnya. Ia sedikit menurunkan topinya untuk menutupi wajahnya dari penglihatan orang-orang.
"Maaf Baby, kau kepanasan? Haus? Lapar? Tapi kita tunggu paman Yim dulu ya, aku ingin sekali ia memasakkan makanan untuk kita" Nunew mengerucutkan bibirnya dan mengelus perut besarnya.
"Yim lama sekali~" Nunew sesekali memasukkan kepalanya ke sela-sela besi pagar untuk mengintip ke dalam sekolah tersebut, tapi belum ada tanda-tanda kepulangan siswa sekolah tersebut.
Anak-anak sekolah dengan pakaian kotak-kotak tersebut memandang Nunew yang tertidur di depan gerbang. Mereka sesekali tertawa dan membicarakan Nunew dengan sura lirih. Jam sekolah baru saja selsai 10 menit yang lalu, dan kini suasana semakin ramai.
"Nuuu!" Yim berteriak saat ia mendengarkan temannya yang menyebutkan 'Pria hamil'. Ia sempat tidak memperdulikan omongan wanita-wanita penggosip di sekolahnya itu, tapi entah mengapa perasaan Yim tertuju pada Nunew.
"Nu! Bangun~" Yim sedikit menepuk-nepuk pipi Nunew yang pucat dan membuat lelaki itu mengernyit.
"Yim"
Anak-anak sekolah itu semakin mendekat mengelilingi Yim dan Nunew, ada juga yang mengambil gambar Nunew yang hamil besar.
"Hei, Yim, kau menghamili lelaki ya? HAHAHHAHA" Tawa anak-anak itu semakin berlanjut saat melihat Nunew yang membenarkan letak duduknya yang sedikit tidak nyaman.
"DIAM KALIAN! PERGI KALIAN! BUBAR!" Yim berdiri sambil mendorong semua orang yang berkumpul.
"Ayo Nu kita pergi dari sini" Yim membantu Nunew berdiri, tapi karena Nunew tidak kuat berdiri karena kakinya yang sakit maka ia menggeleng lemah. Yim kemudian memindahkan lengan Nunew ke bahunya dan mencoba membantu lagi.
"Sini aku bantu" Seorang lelaki dengan rambut ikal hitamnya membantu Yim memapah Nunew hingga ke halte dekat sekolah.
"Terimakasih Phi" Yim sedikit tersenyum saat Jimmy mengibaskan tangannya santai.