AM I WRONG ?
Nunew adalah seorang gay. Umurnya yang baru menginjak 19 tahun berkenalan dengan seorang dari keluarga Panich, yaitu Blue Pongtiwat Panich. Mereka mengenal satu sama lain dari dunia maya, kemudian bertemu, berkenalan, berkencan dan terakhir adalah 'bercinta'. 'Bercinta' adalah hal yang seharusnya tidak Nunew lakukan, karena ternyata ia memiliki rahim. Dua tahun menjalin cinta dengan Blue membuat Nunew percaya bahwa pria ini akan bertanggung jawab akan kehamilannya ini dan akan menikahi Nunew secepatnya. Kata-kata Blue bukankah suatu janji? Ya, karena memang yang di lakukan Blue adalah menunaikan semua tanggung jawab dan janjinya kepada sang kekasih Nunew Chawarin. Blue sudah mempertemukan Nunew dengan Ayah dan Ibunya dan meminta restu kepada mereka. Setelah mendapat restu dari Ayah dan restu palsu dari Ibunya maka Nunew berusaha untuk mendapatkan restu dari Bibinya, satu-satunya keluarga yang dimiliki Nunew.
Berhubung sang Bibi tinggal di desa terpencil dan tertinggal jauh dari Bangkok, maka butuh berhari-hari bagi mereka sampai di sana. Sang Bibi sangat menyayangkan apa yang telah terjadi pada pasangan muda ini, tapi nasi telah menjadi bubur, dan harapan juga masa depan itu muncul karena pemuda kecil ini mau mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Blue telah mempersiapkan waktu yang tepat untuk mereka mempercepat pernikahan, tapi sang Ayah meminta Blue untuk mendapatkan sebuah sertifikat Kewirausahaan di London. Tempat Praktek Bisnis terkenal di dunia. Ayah Blue akan menjanjikan pernikahan jikalau Blue berhasil mendapatkan sertifikatnya dengan latihan Kewirausahaan selama 4 bulan saja. Blue menerima semua permintaan Ayahnya, karena itu disatu sisi akan sangat bermanfaat baginya kelak karena ia akan menjadi kepala keluarga sebentar lagi. Dengan adanya sertifikat itu, maka ia akan dengan mudah mencari pekerjaan yang lebih layak karena ia hanya memiliki ijazah Sekolah menengah atas.
Empat bulan di lalui Blue tanpa Nunew di sisinya. Demi kebaikan Nunew, Blue menitipkan Nunew pada salah satu teman dekatnya Yim. Ia yakin Yim akan sangat menjaga Nunew lebih baik dari pada Nunew mendapat perlakukaan yang tak menyenangkan dari Ibunya. Nunew sangat senang saat mendapat kabar bahwa dalam jangka waktu 3 bulan Blue mendapatkan sertifikat prakteknya itu. Ia berjanji bahwa akan melakukan yang terbaik untuk Nunew. Jadi, inilah buktinya. Nunew menatap bahagia pria yang baru saja mengiriminya Pesan. Pria di dalam foto itu dengan wajah gembira menggenggam kertas sertifikat berwarna emas terang itu. Perasaan bangga terasa saling mengisi, saat melihat wajah Blue tertawa, maka wajah bahagia bercampur haru menyelimuti Nunew.
Blue mengabarkan kepada keluarganya bahwa ia dua hari lagi akan pulang. Ia menginginkan persiapan pernikahannya segera di lakukan, karena sehari setelah ia pulang, ia ingin menikah dengan Nunew secara sederhana di gereja tidak jauh dari apartemen kecil milik Blue.
Persiapan juga dilakukan, Yim menemani Nunew memeriksa kandungannya yang hampir masuk bulan ke 4. Ia memandang dengan bahagia hasil foto USG bayinya. Banyak yang ingin ia ceritakan kepada Blue tentang bayi mereka yang selama 3 bulan ini di tinggal oleh sang Ayah.
Keluarga Panich sudah menyebar undangan kepada seluruh kerabat dan juga teman terdekat Blue. Begitu juga Nunew yang mengundang Bibinya salah satu keluarganya yang masih tertinggal, tapi sayang sekali, Bibinya tidak bisa menghadiri pernikahan Nunew karena beberapa lahan kebunnya terserang hama. Butuh waktu yang lama untuk mengembalikan ke kondisi semula.
Hari ini tepat kabar itu datang. Kabar dimana pesawat yang Blue tumpangi mengalami gangguan mesin dan terbakar saat masih mengudara. Seluruh bangkai kapal terbang itu di temukan hancur dengan berkobaran api. Mayat-mayat bergelimpangan dengan menggenaskan di tiap tanah dan badan pesawat yang hancur, termasuk Blue.
Sehari setelah kejadian itu, Nunew beserta Yim mendatangi gereja tempat seharusnya sekarang Nunew dan Blue mengucapakan janji sehidup semati, setia sampai maut memisahkan mereka, membangun indahnya keluarga dalam suka maupun duka. Tapi itu hanya tinggal kenangan, kenangan karena lelaki yang seharusnya menjadi mempelainya baru saja di kebumikan di tanah basah. Tanah yang memakan sang kekasih sekaligus Ayah dari anak yang di kandungnya.
