Maaf

1.8K 72 9
                                    

"Mama"

"Hmm?" Sakura yang semulanya fokus dengan berkas data pasien segera menaruh benda yang dipegangnya. Ia memberikan fokus sepenuhnya untuk sang putri.

"Sarada ini anak siapa?" Gadis kecil berumur 4 tahun itu berdiri agak jauh dari sofa yang diduduki oleh Sakura.

"Kenapa bertanya seperti itu?"
Sarada menggeleng, ia memeluk erat bonekanya hingga setengah wajahnya tertutup boneka.

"Hmm kesini coba, cerita dengan mama."
Sarada segera berlari mendekati Sakura.

Anak 4 tahun itu selalu dipenuhi oleh keingintahuan yang tinggi.

Sakura segera mendekap tubuh kecil versi Sasuke perempuan. Mendudukkan gadis kecil itu di pangkuannya.

"Kenapa sarada bertanya seperti itu." Sakura mencium ubun-ubun sang anak. Ia sangat menyayangi gadis kecil ini.

Gadis yang hadir ketika sang suami sedang berulangtahun dan gadis yang lahir ketika ia berulangtahun.

Ya gadis kecil ini menjadi hadiah terbaik dalam kehidupan sepasang suami-isteri yang menunggu sang anak ada didunia lebih dari 2 tahun.

Sakura menaruh kepalanya diatas kepala sang anak. Dulu gadis kecil ini sangat kecil dan sekarang lihatlah, ia sudah pandai berbicara.

"Sarada rasa sarada tidak mirip dengan papa dan mama."

"Hemm? Benarkah?" Sakura memejamkan matanya, ia memeluk sang anak dengan erat.

"Mama terlalu eratt, sa-sakitt." Rintih Sarada.

"Ahh maaf maaf, kamu terlalu berharga untuk mama dan papa."

"Jadi?" Sarada mendongak menatap sang mama.

"Jadi apa?"

"Isshh mamaaa~ jadi Sarada anak siapa?" Pipi kecil itu menggembung dengan lucu. Membuat sakura terkekeh.

"Tentu saja anak mama dan papa."

"Tapi kenapa Sarada tidak mirip dengan mama dan papa." Sarada mulai merengek.

Ini sudah larut malam, mata gadis kecil itu masih terbuka lebar. Sakura baru saja pulang langsung memeriksa data pasiennya dikejutkan dengan sang putri yang masih segar.

"Lihat sekarang sudah pukul 10 malam, dan Sarada belum tidur. Sarada mau besok terlambat sekolah?" Sarada cemberut, pertanyaan simpelnya tidak dijawab oleh sang mama.

Padahal ia sudah menunggu mamanya pulang dari tadi.

Dan di benak Sakura, ia merasa tanpa tes DNA pun sudah terlihat, hanya sang putri saja yang berlebihan.

"Mama papa tidak pulang lagi ya?"
Sarada memeluk erat leher Sakura, ketika mereka berjalan memasuki kamar.

"Entah, maaf ya."
Sakura menidurkan Sarada dengan pelan diatas kasur king size milik gadis kecil itu.

Menaikan selimut hingga sebatas leher sang anak, menaruh boneka yang dipeluk tadi diatas kepala sang anak.

Mulut tipisnya itu melantunkan nyanyian dengan mengelus rambut hitam Sarada. Tidak butuh waktu lama, sang anak mulai memasuki mimpi dengan pulas.

"Mimpi indah ya sayanggg. Maafkan mama dan papa."

Cupp

Cupp

Cupp

Sakura mengecup dahi dan kedua mata yang terpejam.

🍅🌸🍒

"Ayame-san mama tidak bangun?"

"Ahh maaf ya sarada-chan, mama Sakura tadi sudah berangkat katanya ada operasi pagi ini. Tadi sih mau pamit sama sara-chan, cuman karena kamu masih tidur jadi mama Sakura pergi dulu." Ayame berjongkok didepan Sarada yang menatap lesu makanan didepannya.

Dirimu Adalah Orang Yang Berharga -SasusakusaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang