Sarada dan Boruto berjalan bersama di pinggir trotoar.
"Boruto terimakasih." Sarada tersenyum manis kearah Boruto.
Laki-laki itu mengangguk lemas, pasalnya ucapan terimakasih Sarada tadi membuatnya kehabisan uang jajannya.
Ya dia mentraktir es krim Sarada.
Mereka berjalan dalam diam.
"Lain kali kau harus mentraktirku dattebasa.""Ha'i ha'i ha'i, aku wanita sejati tidak seperti mu, laki-laki yang meminta kembali uangnya." Sarada bersedekap dada sambil menggelengkan kepalanya.
Boruto menatap sinis Sarada, bisa-bisanya perempuan jejadian ini.
"Kau tidak cocok jadi perempuan, tidak ada perempuan yang menindas laki-laki." Ketus Boruto sambil membuang wajah.
"Huh apa kau bilang!? Kau itu laki-laki lembek."
"Ter Se Rah." Boruto mendecih sebal.
Sarada menatap tajam temannya, selalu saja seperti ini.
Sarada ikut membuang wajah.
Lelaki disampingnya benar-benar menyebalkan.
"Eh." Langkahnya terhenti saat melihat pamflet di kaca toko roti.
Boruto ikut berhenti karena ia tidak merasakan langkah Sarada.
"Ada apa? Ayo kita pulang." Boruto memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celananya. Ia melangkah mendekati Sarada yang menatap binar toko roti.
"Oy Sarada, jangan bilang kau ingin cookies, uang ku sudah habis. Ayo kita pulang lalu mengambil uang di rumah. Atau kita bisa pergi besok."
"Boruto lihat baca ini."
Boruto membaca dengan alisnya yang berkedut.
"Apa ini?"
"Kau tidak bisa membaca?" Boruto menatap tajam kearah Sarada yang menatapnya remeh.
"Ini iklan, jadi besok disini akan mengadakan pembuatan kue bersama. Itu artinya kita bisa membuat kue."
"Kau kan sering membuat kue bersama ibu ku dan Himawari."
"Ini beda Boruto. Lihat!!" Sarada menunjuk salah satu kata di pamflet.
"Hari ibu? Apa itu?"
"Hari ibu itu... hari ulang tahun ibu sedunia. Jadi kita pergi bersama ya besok."
"Tidak, apa pun itu aku pun tidak tahu."
"Bibi Hinata dan Himawari akan senang mendapat kue dari mu. Apa lagi besok hari ibu, mama Sakura juga akan senang jika aku membuat hanya untuknya."
"Kau sering membuat kue bersama ibu. Dan kau menunjukkan pada bibi Sakura jika itu buatanmu. Jadi bibi Sakura sudah pernah merasakan kue mu."
"Jika mama sudah pernah merasakan kue ku, lalu bagaimana dengan bibi Hinata?"
Boruto mengangkat alisnya, ia tidak tahu maksud perkataan Sarada.
"Bibi Hinata akan senang karena itu kue pertama yang dibuat oleh anak lelakinya. Dia akan senyum dengan lebar. Kau ingat kan, ekspresi wajah mama Sakura ketika dia memakan kue ku dari pertama kali hingga sekarang."
Boruto berfikir dengan keras, tidak ada yang salah pada perkataan Sarada, ada benarnya juga.
Kemungkinan besar ibunya akan senang jika ia membuat kue untuk ibunya, apa lagi itu buatannya sendiri.
"Kita bisa membuatnya di rumah bersama ibu. Aku ya-"
"Beda ini beda Boruto. Kau tahu, itu tidak jadi suprise untuk bibi Hinata dan mama Sakura."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirimu Adalah Orang Yang Berharga -Sasusakusara
Fantasiあなたは価値のある人です | Dirimu Adalah Orang Yang Berharga -Sasusakusara Semua karakter milik Masashi Kishimoto Oneshot 🍅🌸🍒