Hayolo

324 27 5
                                    

"Tidak!!!" Teriak anak lelaki yang menggema di kelas.

"Ada apa?"

"Game konsol ku hilang bagaimana ini!!"

"Bagaimana bisa?"

"Aku melupakannya kemarin, lagi pula aku kira kelas kita aman, ternyata tidak."
Boruto terduduk lemas di bangkunya.

Ia tidak menduga, karena kelalaiannya membuat benda berharga itu hilang dicuri oleh seseorang.

"Hikss ibu akan marah begitu pula dengan ayah.."

"Kau benar.. jika itu aku, sudah pasti tamparan dari ibuku nanti malam."
Boruto mengangguk-angguk, Shikadai benar.

Ibunya –Hinata sangat menyeramkan ketika marah, ia juga takut dengan ibunya.

Sarada menoleh kearah Boruto yang heboh sendiri.
Tatapannya bergulir tidak sengaja menatap Sumire yang juga tengah menatapnya.

"Huh!! Kenapa menyebalkan sekali sih!!" Chocho menggerutu karena ia tengah menyalin pekerjaan rumah yang belum sempat ia selesaikan karena sulit.

Sarada menghadap kedepan dengan meremas tangannya.

Sepanjang hari Boruto lemas dan menangis, laki-laki itu sudah tidak perduli dengan harga dirinya.

Seperti lagu Al El Dul yang berjudul aku bukanlah Superman.

Boruto juga bisa menangis. Bukan karena putus cinta tapi game konsol kesayangannya hilang.
Harganya sangat mahal, ibunya dulu melarang untuk membelikannya.

Sarada berdiri, ia berniat untuk mendekati Boruto yang menelungkupkan kepalanya.

"Sarada ayo kita pergi kekantin, aku dengar ada resep baru loh disana." Chocho sudah menarik tangan Sarada, sebelum dia menjawab.

"Bo-boruto kau tidak ingin kekantin?"

"Pergilah.." walupun hanya suara lirih, tapi Sumire bisa mendengarnya.

"Sumire ayo!!" Namida dan Wasabi sudah didepan kelas dengan melambaikan tangan.

"I-iya."

🍅🌸🍒

Sasuke mengelus rambut Sarada. Gadis kecilnya ini menggemaskan.
"Bagaimana hari ini?"

"Baik." Jawab Sarada dengan singkat. Walaupun dia tidak menunjukkan eksepsi apapun, dalam hatinya ia sedikit gundah.

"Apa pekerjaanmu sudah selesai?"

Pertanyaan yang pas, ia tidak mau berada di dekat ayahnya hari ini. Tatapan Sasuke seperti pedang yang akan menghunus dirinya.

"Akh belum, aku baru ingat, aku pergi kekamar sekarang ya."

Cup

"Selamat malam" Sarada mencium pipi Sasuke sekilas dengan cepat. Ia membawa kakinya berjalan ke kamar dengan berlari.

Sasuke sendiri hanya melihat dengan heran, Sarada terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.

Didalam kamar, Sarada menyentuh dadanya, detak jantung yang menggila membuatnya ketakutan.

Ia berjalan mendekati meja belajarnya. Tangan kecil itu meraih rasel yang tergeletak begitu saja di atas meja.

Ia membuka resleting dengan mudah.
Matanya menyendu saat melihat benda yang ikut masuk kedalam ransel.

Tok

Tok

Tok

"Sarada!!" ketukan pintu membuat Sarada tersentak.

Dirimu Adalah Orang Yang Berharga -SasusakusaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang