04 || Night Ride

227 97 21
                                    

"Hah...."

Menghela napas panjang, gadis berseragam sekolah yang sedang duduk di halte itu menatap jalanan yang cukup sepi. Jam pulang sekolah 10 menit yang lalu, namun gadis yang bername tag Monica Magdalena A itu belum juga pulang, ia menunggu jemputan.

Monica yang sedang memainkan ponselnya terdiam saat ia ingat sesuatu.

"Papa lo gak bisa jemput, pulang sekolah bareng gue!!"

Ah--iyahh, Monica baru menginggatnya kalau papanya itu di bisa menjemputnya.

Sial, mengapa ia melupakan itu, tau gitu Monica lebih baik pulang menggunakna angkutan umum.

Tapi disayangkan, ini sudah cukup sore, angkutan umum jarang lewat. Bagaiman ini? Monica harus apa?

Lagi-lagi Monica menghela napasnya, ia beranjak dari duduk menarik tali ranselnya lalu melangkah pergi.

Mau sampai kapan ia menunggu angkutan umum? yang jelas-jelas tidak tau akan datang atau tidak, lebih baik ia berjalan kaki saja.

Deru motor terdengar jelas di telinga Monica, tapi gadis itu tetap saja menghiraukan, sampai pada akhirnya motor dengan knalpot berisik itu berhenti tepat di sebelah Monica yang sedang berjalan, tentu saja itu membuat Monica berhenti melangkah.

"Sorry gue telat jemput lo, soalnya tadi gue ada urusan dulu, ayok na--"

"Gue gak peduli, gue bisa pulang sendiri," ucap Monica memotong ucapan laki-laki didepanya.

Anak laki-laki bername tag Andra Hermawan itu menatap binggung Monica. "Lo kenapa sih? Biasanya juga jarang nolak ajakan gue."

"Lo mending pergi dah sana, jangan sampai gue tantrum di depan lo," ketus Monica. Setelah mengatakan itu Monica langsung kembali melangkah.

Andra menghela napasnya, ia mengikuti Monica dengan motor yang tanpa ia nyalakan.

"Ayok pulang Monica, kalo gue ga pulang sama lo papa lo bisa ngamuk ke gue."

Masih terdiam, Monica tidak meresponnya sama sekali.

"Gak usah pulang deh kita jalan-jalan dulu gimana?"

Lagi-lagi gadis itu tetap diam, Monica tetap melanjutkan jalannya.

"Gimana kalo kita beli es cream dulu? balon bunga? atau beli buket bunga?" ajak Andra-- Ah tidak sepertinya itu bukan ajakan tapi bujukan agar Monica mau pulang bersamanya.

Jika dilihat-lihat Andra sudah seperti pacar Monica.

Monica terdiam dan berhenti melangkah membuat Andra tersenyum, sepertinya ia berhasil.

"Lo terlalu berisik tau gak jing!" teriak Monica.

Sialan apa bujukanya itu tak berhasil? pikir Andra.

"Yaudah ayok, beli buket bunga dulu abis itu anter gue ke makam nenek," sambungnya, tentu saja Andra senang mendengarnya.

Andra menepuk- nepuk jok motornya. "Well, ayok naik."

You And My Guitar [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang