25 || posisi band

43 16 23
                                    


"Nah, siram pokok dulu,"

"Huh? ihhh...busuk nye, apa benda nih kak?"

"Itu air baje,"

"Huh bau macam taik ayam!"

"Memang taik ayam pun."

"Hah? huek,"

Tingtong

Wanita yang sedang menonton televisi film animasi Upin Ipin itu menolehkan kepalanya. Ia berdecak kesal. "Ck, siapa sih? ganggu," gumamnya, lalu mau tak mau ia tetap melangkahkan kakinya untuk melihat siapa yang datang di pagi-pagi seperti ini.

Eun Ae membuka pintu bernuansa putih itu dengan lebar, ia membulatkan matanya. "What the fuck," lirik Eun Ae. Ia terkejut melihat beberapa remaja yang ada didepannya saat ini.

Bukan hanya Eun Ae yang terkejut Monica, Keyla, Andra, Deril, Geral, dan Fajri juga terkejut ketika melihat, sedangkan Alan yang tidak tahu menahu hanya terdiam.

Guru fisika yang sering mengajar di sekolah SMA Mandala itu saat ini ada didepan mata mereka, apa lagi guru tersebut berada di rumah Arrayyan, bagaimana tidak terkejutnya mereka?

"Bu Eun Ae?" Deril mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mengucek matanya. Ia masih tak percaya jika guru fisikanya itu ada didepan matanya.

Sedangkan Monica ia langsung menoleh pada Arrayyan yang berada disampingnya. Saat ini ia membutuhkan penjelasan Arrayyan.

"Kak Eun Ae, kakak aku," ucap Arrayyan seakan mengerti dengan tatapan Monica padanya.

Andra, Geral, Deril, Fajri, Alan dan Keyla langsung menoleh pada Arrayyan.

"What? is that right?" ujar Geral, Arrayyan hanya mengangguk sebagai jawaban nya.

Arrayyan menggenggam tangan Monica lalu melirik teman-temannya satu persatu. "Ayok masuk," ajaknya lalu melangkah lebih dulu dan disusul mereka dibelakangnya.

"Rayyan kok bisa temen sama mereka yah?" gumam Eun Ae lalu ia menutup pintu dan menyusul mereka.

"Gue gak nyangka kalo Bu Eun itu kakak lo, Ray," ucap Andra sembari mendudukan bokongnya di sofa ruang tamu.

"plot twist anjir," sahut Geral, cowok itu masih asik melihat-lihat foto yang terpajang didinding ruang tamu.

"Mau dibikinin minum apa kalian?"

Semua yang ada disana menoleh pada Eun Ae yang baru saja datang.

"Gak usah repot-repot, Bu. Jeruk peras aja," setelah mengatakan itu Fajri mengaduh sakit karena kepalanya dipukul Geral dengan bantal sofa.

Geral tersenyum tak enak. "Maaf, Bu. Fajri emang gak tau diri orangnya."

"Oh, gak papa gak papa, akan saya buatkan kok," ucap Eun Ae lalu ia melangkah pergi ke dapur.

Tuk
Tuk

Monica mengetuk-ngetuk pundak Arrayyan membuat cowok yang sedang membuka case gitarnya itu langsung menoleh. Ia mengangkat satu alisnya. "Eum, Kenapa sayang?"

"Aku boleh bantu kakak kamu di dapur? Gak enak ngerepotin," ucap Monica.

Arrayyan tersenyum, tangan yang sibuk mengeluarkan gitar dalam case itu beralih terlebih dahulu hanya untuk sekedar mengacak rambut Monica. "Boleh sayang, lagi pula gak ngerepotin kok, Kak Eun sendiri yang minta buat bawa kamu dan yang lainnya datang ke rumah," ucap Arrayyan.

Lagi pula, ia juga merasa kasihan pada kakaknya, setiap hari libur sekolah Eun Ae selalu sendirian di rumah, jika tak ada Arrayyan tidak ada yang bisa diajak ngobrol atau bercanda bersama. Makanya dengan itu Arrayyan lebih memilih untuk latihan bandnya dirumahnya agar kakaknya itu tak kesepian.

You And My Guitar [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang