Jam 4:34 subuh, laki-laki yang seluruh tubuhnya tertutup selimut itu langsung membuka selimutnya setengah saat ia mendengar suara Adzan subuh, pandanganya menatap lurus kedepan. Untuk kesekian kalinya Arrayyan terbangun saat suara yang saling bersautan di pagi hari sebelum matahari muncul dengan sempurna.
Arrayyan menyibakkan selimutnya lalu turun dari atas kasurnya dan melangkah masuk kedalam kamar mandi. Arrayyan terdiam sesaat didepan cermin kamar mandi, ia kembali teringat dengan kejadian semalam yang membuat menangis dalam diam. Mama papanya datang padanya hanya untuk meminta maaf.
Arrayyan memaafkan kedua orang tuanya? Tentu saja, bagaimana pun perlakuan orang tuanya pada dirinya pada masa itu mereka tetap orang tuanya. Didikan mereka memang sudah benar, hanya saja itu membuat Arrayyan tidak nyaman dengan dirinya sendiri, demi kemauan orang tuanya Arrayyan rela melawan egonya sendiri.
Arrayyan menghela napas pelan lalu menyalakan kran di wastafel dan ia mulai membasuh wajahnya. Setelah merasa segar laki-laki yang mengenakan kaus putih serta celana chino pendek berwarna cream itu mulai sedikit membasahi rambutnya dan meyugarkannya, setelah itu ia kembali menatap dirinya didepan cermin.
"Maaf ma, pa. Aku akan kembali pada diriku yang lama."
•••
Mobil sedan putih berhenti tepat didepan sekolah SMA Mandala, gadis yang mengenakan jepit berbentuk buah strawberry itu baru sama keluar dari mobil tersebut. Ia menggenggam kedua tali ranselnya lalu melangkah masuk ke gedung sekolah.
"Mon!"
Gadis rambut surai hitam itu menoleh pada seseorang yang baru saja mensejajarkan langkahnya dengan ia.
"Kenapa?" tanya Monica.
Gadis dengan rambut curly itu menyengir pada Monica, tali tas yang sedang ia genggam sengaja ia mainkan. "Lo kenal sama cowok yang kemaren?" tanya gadis itu dengan malu.
Monica mengerutkan dahinya. "Yang mana?"
Gadis dengan name tag Cinderella itu berdecak. "Itu loh, anak SMA Jaksanegara, kemaren gue liat lo pulang bareng dia, terus bukanya itu cowok yang sering nge-band di Twingkling cafe kan ya? Dia cakep banget, Mon. Gue udah naksir dia dari lama," ucap Cinderella membuat Monica berhenti melangkah.
"Hah, sejak kapan lo kenal dia?" tanya Monica.
Cinderella ikut berhenti melangkah. "Sejak dia nge-band di Twingkling cafe," jawabnya.
"Twingkling cafe bukanya, cafe deket sekolah ini ya? Kok gue gak tau kalo Rayyan nge-band disana? Ella juga udah naksir Rayyan dari lama, itu berarti Rayyan emang udah lama ngeband disana dong? Kenapa gue gak tau ya? Apa karna gue jarang mampir ke cafe itu? Pantes aja waktu itu gue pernah liat Rayyan didekat cafe itu," batin Monica.
"Mon!"
Refleks Monica langsung tersadar dari lamunannya.
"Hah?" Bingungnya ketika tangan Cinderella melambai didepan wajahnya.
"Lo bisa kan comblangin gue sama dia?"
"Maaf, La. Gue gak bisa comblangin lo sama dia," kata Monica lalu ia melanjutkan langkahnya.
Cinderella kembali mengikuti Monica. "Kenapa gak bisa? Cuman lo doang kayanya yang bisa ngedeketin gue sama dia--"
Monica menghela napasnya lalu ia kembali berhenti melangkah, ia menatap wajah polos didepanya. "Gue gak bisa karna dia pacar gue, ngerti?!"
Cinderella langsung terdiam ditempat, ia tak bisa berkata-kata. Bahkan, ketika Monica meninggalkannya ia hanya bisa menatap gadis itu. Sungguh, sepertinya Cinderella syok mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You And My Guitar [On Going]
Roman pour AdolescentsHIGHEST RANK# #Tenfiction 3 06/03/24 Arrayyan Pradana Putra yang dikenal sebagai gitaris hits dikalangan remaja saat ini. Ia sangat mahir dalam bermain gitar. Bahkan, semua jenis gitar sudah ia kuasai. Arrayyan juga memiliki suara yang indah, apa l...