Cklik..
Terdengar bunyi gagang pintu yang di buka. Seberkas sinar menerangi kamar Gigi. Tampak bayangan Gigi yang sedang meraba-raba dimana sakelar. Begitu lampu menyala, barulah tampak wajah Gigi. Wajahnya yang tersenyum cerah. Dengan ringan ia melempar sepatunya lalu ia mengganti pakaiannya dengan pakaian santai sambil terus bersenandung pelan.
"Upss.. belum ngerjain tugas.." ucap Gigi pada dirinya sendiri.Dengan santai ia membuka laptop dan menghidupkannya.
Harusnya ia gelagapan sekarang, karena ia belum mengerjakan tugasnya sama sekali, tapi nyatanya dia tenang-tenang saja. Ada apa dengan Gigi? Tumben sekali dia bisa bersikap seperti itu. Ingat Gi, kurcaci tidak akan lagi membantu mengerjakan tugasmu saat kamu tidur!Gigi masih bertahan dengan sikap tenangnya. Ia bahkan memangku dagunya dengan punggung tangan yang ia silangkan di atas laptopnya sambil tersenyum-senyum.Begitu laptopnya sudah benar-benar siap, ia pun mulai membuka Ms. Word dan mengetik tugasnya.
Beberapa kali ia berhenti mengetik dan melamun, lalu tersadar akan tugasnya, ia lalu mengetik lagi. Begitu seterusnya hingga akhirnya dia benar-benar menyerah. Ia tarik jari-jemarinya dari keyboard dan ia sandarkan punggungnya di sandaran kursi. Senyum di bibirnya masih belum luntur juga.Dia tersenyum sambil memandang langit-langit kamarnya yang tampak seperti proyektor yang menampilkan momen yang ia alami tadi. Bahkan Gigi masih bisa mendengar alunan musik hymne yang ia dengarkan tadi. Dan ia masih bisa merasakan lembutnya belaian angin yang menerpa wajahnya saat Nue memboncengnya pulang ke Kos.
Gigi mengerjapkan matanya lalu ia menoleh ke arah jendela favoritnya. Ia beranjak dari kursi serta tugasnya, dan membuka lebar-lebar jendela tempat ia biasa nongkrong. Di sana ia duduk dengan wajah menengadah ke langit.Malam itu bukan bulan purnama. Wajah bulan hanya tampak seperti senyum yang melengkung manis, seolah merefleksi senyum Gigi malam itu. Setelah beberapa lama ia menikmati anggunnya bulan dan merasakan hembusan angin malam yang menerpa wajahnya, ia merogoh saku celananya. Ia mengambil ponselnya dan menatap layar ponselnya yang bercahaya temaram.
'Kira-kira dia ngapain ya? sudah tidur kah? Apa dia sudah minum obatnya..??' batin Gigi sedikit gelisah.
Jarinya pun segera bergerak dengan lincah mengetikkan huruf-huruf dalam text box ponselnya. Setelah selesai ia kirim, ia kembali melayangkan pandangannya ke depan. Dari bulan, matanya turun ke Jembatan Semanggi. Darisana ia bisa melihat kelip-kelip kendaraan yang berwarna kuning dan merah. Berseliweran seperti kunang-kunang.
'Kak.. Setiap hari aku bertemu dengan kakak.. Entah kenapa aku makin rindu denganmu. Seperti candu. Kenapa harus kamu, Kak? Padahal aku tahu kamu punya kekasih.. tapi masih tetap saja aku belum bisa lepas dari kamu, kak.. entah sampai kapan aku bisa bertahan, tetap menjadi bayangan seperti ini. tapi kuharap, suatu saat nanti kakak bisa tahu, kalau aku...'
Tepat di titik mata Gigi memandang, seorang pemuda duduk sendiri di sebuah batu buatan diatas bukit. Jembatan semanggi memang melingkar mengitari sebuah bukit, dan bukit itu sengaja dirawat dan ditata sehingga bisa dijadikan tempat nongkrong.Cowok itu duduk termenung, memerhatikan kendaraan yang berlalu lalang di bawah bukit. Tidak ada seorangpun disana kecuali dirinya, namun samar-samar muncul bayangan-bayangan di sekitarnya. Bagaikan hantu bayangan-bayangan itu muncul begitu saja. Bayangan tentang masa lalu.
Cowok itu memandang lirih bayangan itu. Bayangan dua orang muda mudi yang duduk tepat di sebelahnya. Dua bayangan itu tampak asik bergurau dan bermanja-manjaan. Mereka berdua juga sedang memandangi kendaraan yang lalu lalang di Jembatan Semanggi itu. Suara tawa ringan mereka terdengar lirih, menggaung di benak cowok itu. Hingga akhirnya cowok itu hanya bisa memandang dengan iri ketika bayangan muda-mudi itu saling berbagi earphone, mendengarkan sebuah lagu yang ia rindukan. Dan ketika si cewek menyandarkan kepalanya di bahu si cowok, begitu juga si cowok yang menyandarkan kepalanya di kepala si cewek, membuat siluet mereka saling terhubung membentuk sebuah bayangan yang kian kabur dan akhirnya menghilang.Getar ponsel di saku celananya membuat cowok itu tersadar dari lamunannya. Segera saja ia mengambil ponsel dan membukanya. Tampak sebuah pesan singkat di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hymn of My Heart
Romance❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : @ZalaAryadhani ❌Enjoy This Story ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH