Bar 21

13K 887 76
                                    

"Kita mau kemana Nu..?" tanya Grace yang ada di boncengan Nue.

"Liat Pentas Seni Maba.." jawab Nue.

Grace mengangguk pelan namun kemudian memasang wajah cemas.

"Ooh.. tapi kamu nggak apa-apa kan Nu.. kamu kan baru sembuh.."

Mendengar kekhawatiran Grace, Nue menanggapinya denga senyuman.

"Hehe.. nggak apa-apa.. aku kan udah sehat nih."

Akhirnya motor Nue sudah membawa mereka di tempat parkir kampus yang sudah dipenuhi denga puluhan kendaraan mahasiswa. Setelah Nue memarkir motornya, ia berjalan menghampiri Grace yang menunggunya.

"Ayo.." ajaknya pada Grace.

Nue sedikit tertegun ketika Grace menggandeng tangannya, tapi akhirnya ia tersenyum dan berjalan mendekati kerumunan penonton. Saat Nue datang, sebuah pertunjukan baru saja selesai. Nue melihat arlojinya. Ia berharap ia tidak ketinggalan penampilan dari Gigi yang sebelumnya sudah Gigi janjikan pukul sembilanan.

Sementara itu, di belakang panggung, tampak Gigi duduk dengan kaki dan tangan gemetar. Ia menyimpulkan jari-jarinya lalu meniup-niupnya karena jari jemarinya itu terasa begitu dingin sekali sekarang. Ia benar-benar-sangat-amat-grogi-sekali. (Kalimat tidak efektif, jangan ditiru!)
Adrian menangkap kecemasan Gigi itu. ia pun menghampiri Gigi lalu menepuk pundaknya.

"Habis ini kita yang maju.." ujarnya. Kini ia menggeser kursi dan duduk di samping Gigi.

"Iya.. huuftt.."jawab Gigi, ia meniup lagi jemarinya yang kian dingin ketika mendengar kata-kata Adrian itu.

Adrian tersenyum melihat sikap Gigi itu. ia merangkul pundak Gigi dan menepuk-nepuk pelan pundaknya.

"Santai... jangan grogi.. kamu pasti bisa!"

Gigi terdiam. Rangkulan Adrian itu, sedikit demi sedikit bisa membuatnya tenang. Rangkulan dan kata-kata Adrian terasa hangat, dan kehangatan itu menjalar hingga ke jari jemarinya. Kini jari-jemarinya tidak sedingin es lagi. Dari balik panggung, terdengar suara host yang menggaung hingga ke rongga hati Gigi.

"Ya, itu tadi penampilan dari peserta nomor 5. Sekarang mari kita sambut penampilan peserta nomor 6, "Toothfairy" band!!"

Gleg..

"To..Toothfairy..??!!!!" pekik Gigi.

Adrian bangkit dari kursinya dan menepuk punggung Gigi.

"Ayo berdiri! Kita tampil nih.."

Seketika Gigi menoleh Adrian dengan tampang putih pucat seperti casper.

"Hah? Jangan bilang kalau toothfairy itu....."

Adrian tampak tersenyum nakal sambil mengangguk.

Gigi hanya bisa melongo dan berdecit lirih.

"... nama band kita..?"

Penonton tampak antusias bertepuk tangan dan ada juga yang tertawa mendengar nama yang.... 'aneh' itu. Terlebih lagi ketika yang keluar adalah cowok-cowok dengan tampang angker dan memegang alat musik band. Hanya satu yang keluar dengan malu-malu tapi sempat membuat penonton terdiam. Beberapa yang mengenal Gigi tampak berbisik-bisik karena sebagian dari mereka tidak menyangka Gigi adalah 'anak band'.

Sementara itu, Nue tertegun melihat Gigi yang berdiri diatas panggung bersama dengan Adrian. Terlepas dari nama band yang aneh itu, Nue juga tidak menyangka jika Gigi akan menampilkan sebuah pertunjukan musik dalam group band. Lebih tidak menyangka lagi ketika ia harus tampil dengan Adrian dan ketika ia memegang microphone.

Hymn of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang