"Nu..!"
Nue seketika mengerjapkan matanya ketika suara Grace memanggil namanya.
"Kenapa sih? Kok bengong?" tanya Grace heran.
Dia kini tengah duduk bersandarkan bantal di kasur kos-kosannya. Tampak tangannya yang diperban ketat dan ia sandarkan pada bantal di pahanya. Sedangkan Nue duduk disisi kasur sambil memegangi mangkuk berisi bubur.
"Oh, nggak.. hehe.." kilah Nue sambil tersenyum. Segera saja ia menyendok bubur lalu menyodorkannya pada Grace.
Grace sedikit tersentak ketika bubur itu menyentuh bibirnya.
"Aw.. huuff... Nu.. masih panas Nu..." ujarnya sambil mengipasi bibirnya.
Nue jadi salah tingkah dengan sikapnya sendiri dan meletakkan mangkuk bubur di meja lalu menghampiri Grace.
"Aduh, maaf honey.. kamu gak apa apa kan?"
Grace tersenyum tapi kemudian memasang wajah cemberut.
"Nggak apa-apa sih.. kamu kenapa sih Nu.. kok bengong terus dari kemarin??"
Nue termenung sejenak. Dilihatnya wajah Grace yang tampak mengerut heran padanya. Hingga akhirnya Nue tersenyum sambil mengambil mangkuk bubur di atas meja.
"Nggak kok.. perasaan kamu aja.." jawabnya.
Ia tiup sesendok bubur di depan bibirnya itu beberapa kali lalu ia sodorkan pada Grace yang tampaknya masih belum puas dengan jawaban Nue. Selama tangan Nue sibuk menyuapi Grace yang tak berdaya menggerakkan tangannya, pikiran Nue masih melayang ke tempat lain. ada satu hal yang membuatnya merasa tidak nyaman. Ada sesuatu yang membuat dirinya tidak seutuhnya bahagia, padahal ia sudah kembali pada Grace, orang yang ia sayangi.
"Udah honey.. kenyang nih.." rengek Grace.
Nue mengerutkan alisnya sambi melihat sisa bubur di mangkuk yang masih tinggal setengah.
"Loh.. ini masih banyak lho.."
Grace menggelengkan wajahnya dengan wajah memelas. Nue pun menghela napas dan beranjak dari kasur Grace.
"Ya udah.. aku cuci dulu ya mangkoknya.."
"Nggak usah honey.. taruh aja di meja, ntar aku cuci sendiri."
"Ha? Nyuci? Jangan! Tangan kamu belum sembuh juga. Udah aku aja yang nyuci."
Grace hanya bisa terdiam dan pasrah saat Nue keluar dari kamarnya sambil membawa mangkok dan sendok kotor. Di tempat cuci, Nue membuang sisa bubur lalu membersihkannya. Saat ia mencuci pun pikirannya masih tertuju pada satu hal itu. Ia merenungkan kata-kata Grace tadi.
"Kamu kenapa sih Nu.. kok bengong terus dari kemarin??"
Nue mengerjapkan matanya dan menundukkan wajahnya. Tidak hanya sekali itu saja Grace mengatakan hal yang sama. Beberapa kali Grace menegurnya ketika ia mendapati Nue terdiam dengan tatapan kosong. Nue akui akhir-akhir ini dia memang sering terhanyut dalam pikirannya sendiri. Dia seolah merasa selalu ada yang kurang. Hingga akhirnya pikirannya membawanya pada bayangan seseorang. Seseorang yang memang sudah jarang ia temui lagi akhir-akhir ini.
Waktu-waktunya kini lebih banyak ia habiskan dengan Grace. Untuk beberapa waktu, Nue sangat senang, karena ia akhirnya bisa mengahabiskan banyak waktu bersama Grace. Ia juga mendapatkan perhatian dan kasih sayang Grace yang dulu tidak sempat ia rasakan.Ya.. kali ini Grace memang sangat memeperhatikannya. Sebelum terjadi kecelakaan yang mengakibatkan tangannya cidera, Grace sangat memanjakan Nue. Grace sering menghubunginya dan menanyakan kegiatannya, apakah Nue sudah makan, dan yang pasti Grace selalu mengingatkannya untuk minum obat. Grace juga sering menghampiri Nue di kos-kosannya dan membawakannya makanan atau sekedar mendengarkan permainan gitar Nue. Sekilas senyum Nue melengkung saat mengingat saat-saat itu, tapi akhirnya senyum itu memudar kita ia mengingat sesuatu. Sesuatu yang hilang dan selama ini tidak ia sadari. Ada seseorang yang kian lama makin tergeser dari kepalanya.Baru kemarin ia melihatnya lagi dan membuatnya tersadar. Seseorang yang sebelumnya selalu ada di dekatnya, menemaninya makan, memainkan gitar, mengingatkannya untuk minum obat...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hymn of My Heart
Romansa❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : @ZalaAryadhani ❌Enjoy This Story ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH