Bar 20

13.2K 870 26
                                    

Bruuk..

Gigi menjatuhkan kepalanya di meja gazebo. Ully meliriknya dengan heran sambil mengunyah baksonya.

"Kenapa Gi? Dari tadi lemes mulu bawaannya."

Mata Gigi menyembul dari dekapan kedua lengannya di atas meja. matanya tampak lelah dan redup.

"Ngantuuk...." ujarnya sambil menenggelamkan lagi kepalanya di balik kedua lengannya.

Gigi memang kurang tidur semalam. Dia tidak bisa tidur saat di kamar Nue itu. Selain karena dia harus menjaga Nue, juga karena banyak yang ia pikirkan. Akhirnya ia baru bisa tidur pukul 2 dini hari dan pukul 5 ia harus bangun untuk pulang ke kos-kosannya karena dia ada kuliah pagi. Sebelum pulang, dia memeriksa suhu tubuh Nue. Ia merasa sedikit tenang karena suhu badannya sudah mulai turun. Akhirnya Gigi pulang diam-diam tanpa diketahui oleh Nue.

Kini tubuhnya yang berganti lemah tak berdaya. Matanya terasa sangat berat, seakan digelantungi dua ekor gajah. Bertahan untuk tetap sadar saat kuliah berlangsung saja sudah merupakan perjuanga berat. Kini ada waktu baginya untuk memejamkan mata sejenak, setidaknya sepuluh menit sebelum kuliah berikutnya dimulai.

"Ul.. kalo udah mau masuk kuliah, bangunin ya.. jangan ditinggal!" ujarnya dengan mata terpejam.

"Hmm.." sahut Ully datar. Dia benar-benar sibuk dengan baksonya.

Gazebo tempat Gigi beristirahat itu dikelilingi oleh pepohonan yang rindang. Semilir angin yang ditiupkan pepohonan itu, dan suara kicauan burung yang merdu, perlahan mulai menuntun Gigi ke dalam titik relaksasinya.

'Ooh.. damainya..' gumamnya dalam hati.

Berangsur-angsur, kesadarannya mulai memudar dan..

Brakk..!!

Seketika Gigi terperajat.

"Hah? Apa?? Gempa..!!!" cetusnya dengan gelagapan.

Rasanya baru setengah saja nyawanya yang kembali dan ia harus dikejutkan seperti ini, membuat jantungnya mau melompat keluar.

"Hoi... Sadar woi.."

Seseorang dengan suara yang renyah, menepuk pundak Gigi. Seketika kesadarannya sepenuhnya kembali. Dilihatnya wajah orang yang sudah dapat Gigi tebak itu. Adrian. Tampak wajah Adrian yang terkekeh melihat ke arah Gigi. lalu Gigi juga melihat ke sekitar, dia bisa melihat orang-orang yang sedang duduk-duduk di gazebo lain terkekeh-kekeh dan sebagian menahan tawa sambil melirik Gigi. termasuk Ully yang menahan geli sambil mengunyah baksonya. Berlagak innocent. Spontan wajah Gigi memerah dan dengan sorot mata pembunuh ia menatap Adrian.

"Huaarghh.. Sialann..!! Bikin orang malu aja!" geramnya sambil tangannya menjitak kepala Adrian.

"Kamu juga Ul..! Harusnya kamu bilangin dong, kalau aku lagi tidur dan gak mau diganggu! Enak makan mulu daritadi!" semprotnya pada Ully.

Ully yang baru saja membuang bungkus baksonya hanya menaikkan sebelah alis matanya sambil menatap Gigi.

"Heh? Kamu kan gak nyuruh! Lagian, aku kan lagi makan. Orang makan gak boleh ngomong.."

Dengan santainya Ully bicara seperti itu, padahal ia tengah mengunyah bakso terakhir di mulutnya.
Mata Gigi berkedut-kedut melihat sikap menyebalkan sohibnya itu. Sementara di belakang Gigi, Adrian tampak terkekeh sambil mengusap-usap kepalanya yang masih sakit karena dijitak Gigi.

"Hehe.. Bener tuh kata mbak itu.. Kalau makan gak boleh ngomong, entar nasinya di makan setan.."

"Ishh.. diem..!" semprot Gigi.

Hymn of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang