Bab-2🍷

1.2K 57 3
                                    

●●●

Seorang gadis cantik keluar dari mobil Mazda CX 5 berwarna merah, kakinya yang jenjang turun lebih dulu, membuat siapa saja yang melihat menunjukan raut penasaran.

Inora melangkahkan kakinya memasuki sekolah, sudah hampir dua tahun ia berada di sekolah ini, sekarang Inora duduk dikelas 11 Ipa 1, kelasnya para murid berprestasi.

"Ya elah ternyata Inora, gue kira murid baru," ujar salah satu siswi perempuan yang sedari tadi memperhatikan Inora keluar dari mobil.

Inora memasuki kelasnya, didalam kelas sudah ada Nadela yang sedang menulis sesuatu dibukunya.

Nadela yang mengetahui kehadiran Inora segera menggeser tubuhnya pindah kekursi sebelahnya, karena saat Inora belum datang, Nadela duduk dikursi Inora.

"Ada pr?" Tanya Inora.

"Ada ini, cepetan tulis , lo udah belum?" Nadela memberitahu dengan panik tangannya masih menari-nari menggoreskan penanya kekertas.

"Udah," Jawab Inora dengan santai, karena memang pr itu diberikan sudah satu minggu yang lalu, dan Inora sudah mengerjakannya.

Inora tak heran dengan kelakuan Nadela yang setiap ada pr pasti mencontek kepada Alfa, Alfa adalah seorang pria culun yang dengan senang hati memberi contekan kepada Nadela karena diberi imbalan berupa permen karet.

Inora tau sebenarnya Nadela bisa saja mengerjakan prnya sendiri namun Nadela adalah gadis yang pelupa, atau bisa saja Nadela sengaja melupakan pr nya, karna Nadela pernah berkata jika mengerjakan pr mepet dengan bel masuk rasanya seperti ada manis-manisnya.

Kringg.. Kringg..

Bel berbunyi tanda dimulainya pelajaran pertama, tak lama kemudian seorang guru memasuki ruang kelas.

"Selamat pagi anak-anak."

"Selamat pagi bu."

"Ibu gak bisa lama-lama, jadi untuk hari ini pelajaran ibu akan diganti dengan pelajaran olahraga, harusnya olahraga kalian setelah istirahat betul?" Tanya guru itu memastikan.

"Betul bu," jawab seorang siswa.

"Ya sudah, sekarang kalian olahraga sampai istirahat, kemudian setelah istirahat kalian jam kosong terserah kalian mau ngapain yang penting jangan keluar dari kelas, paham semuanya," ujar bu aida yang mendapat sorakan bahagia dari murid dikelas ipa 1.

"Terimakasih buu."

Setelah bu aida keluar dari kelas, Inora dan Nadela pun segera beranjak dari duduknya untuk menggati seragam sekolah menjadi baju olahraga.

"Tau gini gue gak usah ngerjain pr anjir."

"Kan kelas kita punya grup wa ngapain gak ngabarin dulu kalo kelas kosong."

"Emang bu aida bener-bener pengin gue tonjok."

"Udah cape-cape ngerjain malah gak dikumpulin," Nadela sedari tadi mengomel kepada sang bu guru muda.

Sekarang keduanya tengah berada dilapangan menunggu pak angga, guru olahraga mereka. Tak butuh waktu lama pak angga pun datang dan mengarahkan kelas Inora untuk berjalan ke lapangan basket, karena materi minggu ini adalah bola basket.

I N O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang