Bab-7🍷

624 41 64
                                    

Happy Reading..
Siapa yang nungguin up?

●●●

Dua gadis cantik melangkahkan kakinya, memasuki area kantin sekolah, suara riuk piuk murid-murid terdengar begitu ramai jika sudah berada dikawasan kantin.

"Kak Gioza, kita boleh duduk disini?"

"Cari meja yang kosong aja," Tolak Gioza dengan sedikit ramah.

"Meja yang lain udah penuh semua kak," ujar Inora, ya orang yang bertanya kepada Gioza adalah Inora.

"Terserah," satu kata dari mulut Gioza yang mampu membuat jiwa didalam diri Inora meronta-ronta, oke satu rencana berhasil, pikir Inora.

Inora mendudukan tubuhnya dibangku sebelah Gioza, begitu pula Nadela, ia turut mendudukan tubuhnya dikursi samping Inora.

"Kak Gioza udah pesen makanan?" Tanya Inora basa-basi.

"Udah tadi Gibran yang pesen," jawab Gioza apa adanya.

"Aku bawain makanan buat kakak," Inora membuka totbag makanan yang sedari tadi ia bawa, kemudian mengeluarkan dua kotak makan berwarna kuning, salah satu kotak makan itu ia berikan kepada Gioza. "Ini buat kak Gio."

"Satunya buat gue Ra?" Tanya Aldo yang sedari tadi mmenyaksikan Interaksi antara Inora dan Gioza.

"Enggak dong, ini buat aku," Jawab Inora seraya mengamankan bekalnya dari Aldo, hal itu membuat Aldo kembali diam untuk melihat apa yang selanjutnya akan gadis itu lakukan.

Inora membuka bekal yang sudah berada dihadapan Gioza. "Nih kak cobain dulu barang kali kak Gioza suka."

Gioza melihat nasi goreng telor sapi dihadapannya, apa salahnya ia mencoba nasi goreng dari Inora, pikir Gioza.

Dengan perlahan namun pasti, Gioza mengambil sendok dan menyuapkan nasi itu masuk kemulutnya, ternyata dugaannya bener, nasi goreng itu ternyata memiliki rasa yang enak dan pas dilidah, mengetahui rasanya yang enak, dengan sepontan Gioza menikmati suap demi suap nasi goreng yang masuk kemulutnya.

"Enak kan kak?" Tanya Inora, yang hanya dijawab anggukan kepala dari Gioza.

"Kita semua belum makan lo udah nyaplok ae," ujar Aldo, tak terima dengan Gioza yang makan lebih dulu.

"Makanan yang udah gue pesen buat lo gimana anjir," ujar Gibran memelas, pasalnya ia sudah berdesak-desakan untuk memesan makanan, tapi malah Gioza memakan bekal dari Inora.

"Tenang kak, makanannya bisa buat Nadela."

"Iya kan Nad," Inora menyenggol lengan Nadela agar gadis itu menyetujui ucapannya.

"Oh iya kak iya," ujar Nadela kikuk.

"Yaudah mari makan," ujar Inora kemudian menyuapkan satu sendok nasi kemulutnya.

"Lo sama Gioza doang yang makan, seenggaknya hormatin kita lah yang makanannya belum dateng," ujar Aldo nyinyir.

"Cowok kok bawel," ujar Inora.

"Minimal kalo mau ikut duduk disini, bawa bekel juga buat kita biar adil," ujar Aldo yang masih tak terima dengan Inora, maklum Aldo lagi laper jadi sensitif.

I N O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang