Bab-6🍷

440 31 5
                                    

Bab sebelumnya,

Tintin

Terdengar suara klakson motor berada di belakang Inora, Inora membalikkan badannya dan menyipitkan pandangannya akibat cahaya motor yang menyakiti mata.

"Ayo bareng!" Ucap orang yang berada di atas motor sport merah, setelah motor itu tepat berada di samping tubuh Inora.

"Ayo bareng!" Ucap orang yang berada di atas motor sport merah, setelah motor itu tepat berada di samping tubuh Inora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading...
●●●

"Lo ngapain?"

"Cuma cowok brengsek yang ngebiarin cewek pulang malem sendirian," Ujar Hans seraya mengkode Inora untuk naik ke motor sport miliknya.

Orang itu adalah Hans, sahabat dari Gioza, Inora segera menaiki motor Hans, mau bagaimana lagi, keadaan tidak memungkinkan untuk dirinya menolak tawaran dari Hans, toh niat Hans juga bagus untuk mengantarkan Inora karena hari sudah malam.

Keadaan jalan saat ini sedang sangat sepi, hanya kendaran yang ditunggangi Hans dan Inora yang melintas. Sampai tiba dijalanan yang penuh dengan makanan dan jajanan.

"Inora lo udah makan belum?" tanya Hans.

"Belum," jawab Inora dengan mengeraskan suaranya.

"Beli makan dulu mau gak?"

"Boleh deh."

Hans menghentikan laju motornya, lalu kedua remaja itu turun dan berjalan bersama menyusuri jajanan yang ada dipinggir jalan tersebut. "Mau beli apa Ra?" tanya Hans.

"Gue mau beli sate ayam aja," ucap Inora, lalu keduanya melangkahkan kakinya menuju gerobak sate ayam.

"Bang satenya satu porsi ya," ucap Inora.

"Siap neng, masnya gak sekalian? "tanya abang sate itu kepada Hans.

"Enggak bang," jawab Hans.

"Eh Ra, gue mau ke supermarket disebrang itu ya," pamit Hans pada Inora.

"Gue ikut."

"Gak usah lo disini aja dulu, lo mau nitip apa?"

"Gue pengin susu kaleng, gue ikut ya" mohon Inora agar Hans mengijinkannya untuk ikut ke supermarket disebrang jalan tetapi Hans tetap menolak permintaan Inora.

Hans melangkahkan kakinya menuju supermarket, namun sayangnya ketika Hans ingin menyebrang jalan, Hans langsung menyebrang tanpa melihat kearah kanan dan kiri, pada saat itu juga bersamaan ada sebuah mobil yang melaju kencang kearah Hans.

Tragedi pun tak bisa dihindarkan, Hans tergeletak tak berdaya diaspal jalan. Sontak orang-orang yang melihat kejadian itu langsung mengerumuni Hans. Kejadian itu pun tak luput dari pandangan Inora.

Inora dengan panik menghampiri Hans. "Hans bangun!" ujar Inora berusaha menyadarkan Hans.

Disisa kesadarannya, Hans berkata dengan tersenggal-senggal. "Tel-fon Er-i-on."

I N O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang