Bab-9🍷

31 7 1
                                    

"Aduhh, gara-gara gue nganter si Metta ini!"

Inora memandang ban mobilnya yang bocor dengan raut yang kesal, pagi-pagi moodnya sudah dipermainkan oleh ban mobil.

"Ban lo kenapa?" Tanya seorang yang tiba-tiba berada dibelakang Inora.

Hal itu membuat Inora kaget "Yaampun kak, aku kaget loh, harusnya kalo orang baru dateng ucapin salam, atau apa kek jangan langsung to the point," omel Inora melupakan orang yang sedang berhadapan dengan dirinya adalah gebetan dan calon suami idamannya.

"Maaf."

"Yaudah deh karna Kak Gioza ganteng jadi gue maafin," ujar Inora dengan cengiran andalannya.

"Kak Gio, ban Inora bocor, Inora boleh nebeng dulu ya," ujar Inora sok baik, sok lembut, sok kalem, depan calon suami jadi harus sopan, pikirnya.

"Boleh yok."

"Yaampun kak Gio udah ganteng baik lagi, makasih ya kak," ucap Inora. Kemudian kedua remaja SMA tersebut menaiki mobil untuk menuju ke sekolah.

Didalam mobil Inora tak henti-hentinya mencari topik pembicaraan, biasanya yang mencari topik adalah sang cowok tapi lain halnya dengan Inora, tak apa demi calon debay diperut mari kita lakukan, batin Inora.

"Kak Gio, kenapa baik sama Inora sih kak?"

"Tadi gue liat lo dijalan kasian kaya orang ilang," ujar Gioza sekenanya.

"Ih kak Gio jahat amat, tapi masa sih alesannya itu?"

"Emang iya muka lo melas banget tadi."

"Ih enggak, kak Gio nawarin Inora tumpangan karna suka sama Inora ya?"

"Gue gak nawarin tapi lo yang minta nebeng!"

Sial Inora lupa jika dirinya yang minta nebeng, Inora merutuki perkataannya barusan, aduh bikin malu didepan calon bapaknya anak-anak.

"Kak Gio tau gak?"

"Apaan."

"Inora suka kak gio."

"Gue tau."

Mendengar jawaban tak terduga dari Gioza, Inora mendelikan kedua matanya, jantungnya berdebar mempertanyakan mengapa Gioza tau dia menyukainya.

"Tau dari mana? Perasaan Inora gak pernah cerita kesiapa-siapa," uajr Inora keheranan.

"Udah sampe lo gak mau turun?" Benar saja mobil yang mereka tumpangi sudah parkir cantik diparkiran sekolah mereka.

"Jawab dulu kak, tau dari mana?"

"Sikap lo yang bikin gue tau," ujar Gioza santai.

"Tapi aku suka kak Gio ada alasannya loh."

"Apa?"

"Nanti aja kapan-kapan Inora ceritain, sekarang mau masuk kelas dulu, kasian Nadela nungguin mau nyontek pr Inora soalnya," ujar Inora kemudian membuka pintu mobil dan melangkahkan kakinya memasuki lorong sekolah.

Saat sedang berjalan asik dari belakang terdengar suara Nadela memanggilnya, Inora membalikkan badan dan melihat Nadela tengah berlari kearahnya.w

"Inora tunggu!"

"Kok lo bisa berangkat bareng kak Gioza?" Cecar Nadela yang melihat Inora turun dari mobil Gioza.

"Tadi mobil gue bocor, terus tiba-tiba kak Gio dateng bak pangeran yang menawarkan tumpangan untuk sang putri," ujar Inora dengan nada bicara yang dibuat-buat.

"Aneh! Bukannya lo gak satu arah sama kak Gioza?"

"Emang gak searah."

"Lah terus kenapa bisa bareng?" Nadela terus saja bertanya seperti seorang ibu yang tengah mengintrogasi anaknya.

"Ada deh, lo mau tau apa mau tau banget,"

"Terserah lah, bete gue," ujar Nadela yang meninggalkan Inora dilorong menuju kelas mereka.

Melihat Nadela yang pergi mendahuluinya, Inora berjalan cepet menyusul Nadela dan merangkul pundak sahabatnya itu. "Nanti Istirahat gue ceritain."

------

Kringg...

Bel istirahat berbunyi, kedua gadis cantik melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah.

"Lo mau makan apa biar gue pesenin," ujar Inora kepada Nadela.

"Gue mau nasi ayam geprek aja sama minumnya air putih dingin."

"Oke," kemudian Inoro segera menuju penjual ayam geprek untuk memesan makanan.

Nadela yang ditinggal Inora memesan makanan hanya menunggu sambil memainkan pondelnya.

"Sendirian aja," ujar seorang yang tiba-tiba duduk didepan Nadela.

"Mau apa lagi kak?" Sungguh Nadela sudah sangat muak dengan orang dihadapannya itu.

Berbeda dengan Nadela yang kesal, pria yang duduk menghadap Nadela itu malah memancarkan senyum bahagianya. "Mau nemenin pacar salah?"

Nadela menghela nafas dalam. "Terserah lo deh." Tak memperdulikan pria yang ada didepannya Nadela melanjutkan scroll media sosial diponselnya.

"Loh kak Aldo ngapain duduk disini," ucap Inora kaget melihat Aldo duduk didepan Nadela.

"Gue mau makan disini," ujar Aldo santai.

Inora meletakan pesanan Nadela dan dirinya di meja, kemudian mendudukan badannya dikursi sebelah Nadela.

Aldo terkejut saat melihat satu piring ayam geprek yang akan dimakan oleh Inora. "Eh eh cewek hamil gak boleh makan pedes."

"Kak tolong suaranya dikondisikan!" Ucap Nadela geram akan tinggkah pria yang sekarang menyandang setatus pacar dihadapannya.

"Emang iya?" Tanya Inora polos menimpali ucapan Aldo.

"Iya lah, cewek kalo hamil itu cuma boleh makan makanan yang manis."

"Kenapa?"

"Biar muka debaynya jadi manis lah."

Nadela melayangkan tangannya menonyor muka Aldo saat mendengar penuturan abstar dari cowok itu. "Ngawur lo, jangan percaya ra sama omongan cowok pengabdi setan kaya dia."

"Sembarangan lo, gini-gini gue rajin solat, rajin menabung, rajin sedekah, malah dibilang pengabdi setan," ujar Aldo yang tak terima dibilang pengabdi setan.

"Terserah lo, sekarang gue tanya lo mau kan atau mau ngerumpi disini, kalo mau ngerumpi pergi lo sono kumpul sama temen-temen dakjal lo!" Nadela berucap dengan bengis kearah Aldo.

"Ya elah lo sama pacar sendiri gitu amat, udah lah gue pergi bay," ucap Aldo dengan raut wajah yang kecut sekecut keteknya.

Setelah kepergian Aldo dari meja mereka, kedua gadis tersebut melanjutkan menyamtap makanan pesanan mereka masing-masing.

"Gimana ra katanya mau cerita tentang kak Gioza?" Tanya Nadela membuka suara ketika mereka sedang nikmat menyantap makanan.

"Jadi kemaren----," Inora menjelaskan dari mulai Metta yang tinggal bersama dirinya gara-gara sang kakek memaksa, kemudian ketika pagi hari Inora harua menagntarkan Metta ke sekolah barunya yang letaknya melewati sekolah SMAnya, lalu setelah menagantarkan Metta kesekolah terjadilah kejadian yang membuat moodnya dipermainkan, ban mobilnya bocor itu membuat Inora merasa kesal, namun kekesalannya berakhir ketika Gioza datang dan memberi tumpangan alhasil Inora dan Gioza berangkat bersama kesekolah.

"Terus gimana tentang perut lo?"

"Dalam waktu dekat gue akan ngasih tau Gioza, oh iya jangan lupa kirim bukti waktu diclub," ujar Inora melanjutkan makannya yang tertunda.

-----

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I N O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang