Bab-4🍷

1.5K 73 20
                                    

●●●

"Inora lo serius mau ikut ekskul basket?"

"Serius, kalo lo ga mau ikut juga gapapa," jawab Inora.

"Lo lupa sama kejadian waktu smp?" Tanya  Nadela heran.

"Gue gak lupa, dan gue berharap kejadian itu tidak akan keulang lagi," ujar Inora menyakinkan sahabatnya.

"Kalo lo ikut, gue juga harus ikut!"

Sekarang kedua gadis itu sedang berada dikantin sekolahan, saat ini suasana kantin sangat ramai, mengingat bel istirahat baru berbunyi beberapa menit lalu.

Dari arah pintu kantin terlihat seorang pria datang menghampiri meja mereka. "Hai."

"Kak Gibran yah, duduk kak," Ujar Inora antusias, karna sedari tadi ia sudah menunggu kedatangan kakak kelas itu.

"Inora?" Tanya Gibran.

"Iya, kenalin gue Inora dan," Inora menyenggol lengan Nadela.

"Gue Nadela."

"Gue Gibran, jadi kalian yang mau gabung keclub basket?" Tanya Gibran, pasalnya ia belum mengenal gadis didepannya.

"Iya kak, masih bisa nerima anggota baru?" Tanya Inora.

"Sebenernya sih penerimaan anggota baru belum dibuka, tapi khusus buat kalian boleh," ujar Gibran yang membuat Inora bingung.

"Kenapa?" bukan Inora yang bertanya melainkan Nadela.

"Karna kita kekurangan inti pemain basket putri, barangkali lo berdua jago kan lumayan," ujar Gibran.

"Jadi lo ngeremehin kita?" Tanya Nadela dengan tatapan mengintimidasi mengarah ke Gibran.

"No, bukan seperti itu maksudnya," ujar Gibran gelalapan.

"Kalo gitu kapan kita bias mulai ikut latihan?" Tanya Inora mencairkan suasana.

"Kalian biasa mulai latihan hari ini, karna hari ini kebetulan jadwalnya club basket latihan," jelas Gibran

"Oh iya satu lagi, ini cuma saran dari gue kalo kaliam disuruh sesuatu sama captain basket putra sekaligus ketua club basket, kalian lakuin aja, turutin semua yang dia mau, karan jika kalian nolak kalian bisa aja masuk ke list daftar nama orang yang dia tandain, dan jika sudah masuk daftar nama tersebut orang itu tidak akan tenang selama berada disekolah ini," penjelasan dari Gibran membuat Inora melongo tak percarya.

"Seberapa bahaya sih dia?" Tanya Inora.

"Bahaya banget, kalo berurusan sama dia bisa-bisa lo didepak dari sekolah ini, karna sekolah ini punya bokapnya."

"What! Yang mana orangnya, gila keren banget," ujar Nadela dengan tatapan takjub.

Inora menggeplak tangan Nadela yang berada diatas meja. "Keren pala lo, dia berbahaya, jangan lo deket-deket sama dia!"

"Yang ada dimeja paling pojok, yang lagi minum jus jambu, itu adalah Erion Allpaz Brastama, captain sekaligus ketua club basket, dan seorang putra dari pemilik yayasan," ujar Gibran sambil menunjuk orang yang dimaksud.

I N O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang