Bab-5🍷

1K 51 10
                                    

Bab sebelumnya..

"Lo liat aja permainan kita dibabak kedua" ujar Inora lalu pergi dari hadapan Gibran dan menuju pinggir lapangan mengambil minumannya.

●●●
Happy Reading..


Inora meminum minuman yang ada di tasnya. "Inora itu bekas Gioza!"

Tak memperdulikan larangan dari Nadela, Inora tetap meminum minuman itu sampai habis. "Gak papa bekas calon suami."

"Gila lo ya," ucap Nadela yang melihat kelakuan Inora, Nadela sangat anti jika minumannya diminum oleh orang lain, bahkan jika Inora tak sengaja meminum airnya Nadela langsung menyuruh Inora menghabiskan, sungguh ia tidak bisa minum bekas orang lain, tak ada pengecualian untuk siapa pun.

"Nad kita buktiin ke kak Gibran kalo kita bisa main basket," ujar Inora.

Mendengar hal itu Nadela mengangguk semangat. "Gue udah gak sabar pengin bungkam mulut kak Gibran pake permainan gue."

"Semuanya kumpul!" Terdengar teriakan dari tengah lapangan.

"Langsung aja kita lanjutin pertandingan basket putri, tapi berhubung udah mau magrib dan basket putra juga belum tanding jadi waktunya kita singkat saja, paham semuanya!" Ucap dari Erion yang diamgguki oleh para anggotanya.

Setelah penjelasan dari Erion, kedua tim basket yang akan bertanding pun menempatkan posisinya ditengah lapangan, tak butuh waktu lama kedua tim itu mulai berebut bola untuk dimasukan kedalam ring basket.

Kini pertandingan dipimpin oleh tim Inora, Inora dan Nadela sangat gesit dan cekat dalam memainkan bola basket. Lapangan basket pun dikuasai oleh mereka berdua, mereka tak memperdulikan lawannya yang sudah kehabisan energi akibat mengejar pergerakan kedua gadis itu.

Sorak-sorak ramai memenuhi lapangan basket yang berasal dari anggota basket putra, semua orang yang berada disitu memandang keduanya kagum. Gibran yang tadi meremehkan mereka sekarang hanya diam memandang permainan yang cukup indah dari Inora dan Nadela.

Diakhir pertandingan babak kedua tim Risti kalah telak, tim Inora berhasil menguasai bola dari awal pertandingan babak kedua.

Kini meraka sudah berada dipinggir lapangan menunggu keputusan dari sang ketua yakni Erion.

"Ra kalo kita masuk turnamen gimana?" Tanya Nadela dengan suara ia pelankan sepelan munggkin.

"Gak masalah masih banyak cara buat ngundurin diri," ujar Inora dengan berbisik.

"Baik semuanya perhatikan!" Terdengar suara tegas dari sang ketua club basket.

"Langsung saja karna ini udah sore dan bentar lagi masuk waktu magrib, gue umumin sekarang aja."

"Dengerin! Gak ada pengulangan, yang namanya gue sebut berati masuk turnamen, yang pertama Inora, lalu Risti, Nadela, Kely, dan terakhir Selen, gak ada cadangan karna gue mau sikap tanggung jawab dari kalian!" Ujar Erion menyebutkan siapa saja yang masuk dalam turnamen basket antar sekolah nanti.

"Untuk captain putri gue pilih Inora, mulai sekarang lo jadi captain tim basket putri," ucap Erion dengan menunjuk Inora.

"Atas dasar apa kakak pilih saya?" Tanya Inora dengan bodoh, semua orang sudah tau kemampuan Inora, lantas mengapa ia menanyakan hal yang tidak penting.

"Permainan lo paling bagus dibanding yang lain, dan semua yang ada disini juga tidak ada yang tidak setuju dengan keputusan gue," ucap Erion seadanya.

Inora menganggukan kepalanya mengerti. "Kasih aku waktu untuk berfikir."

I N O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang