Bab-8🍷

560 41 11
                                    

Sebelumnya..

"Jadi lo hamil anak Gioza?" Itu bukan pertanyaan dari Nadela, suara itu bukan suara perempuan, melainkan suara laki-laki yang tengah berdiri diambang pintu kelas mereka.

***
Happy Reading..

●●●

"Kak Aldo ngapain?" Tanya Nadela terkejut mendapati Aldo tengah berdiri diambang pintu kelas mereka.

"Kalian yang ngapain?"

"Kak Aldo denger semuanya?" Tanya Inora pelan.

Aldo berjalan mendekati dua gadis yang sepertinya masih syok akan keberadaannya. "Gue denger semua yang kalian bicarakan."

"Tapi gue mau tanya lagi sama lo, buat mastiin tadi pendengaran gue benar."

"Lo hamil anak Gioza?" Pertanyaan yang sama terlontar kembali dari mulut Aldo.

"Ya seperti itu," jawab Inora apa adanya.

"Kenapa hal itu bisa terjadi?" Aldo menanyakan kronologi kejadian yang membuat Inora mengandung sebuah janin dari Gioza.

Kemudian Inora pun menceritakan semua kejadian pada malam itu, malam dimana ia dihampiri seorang pria dan ternyata pria tersebut adalah Gioza, lalu terjadilah tragedi yang amat Inora sesali.

Mendengar cerita dari Inora, Aldo menunjukan ekspresi kaget. "Pada malam itu gue juga ada di club."

"Kak Aldo lihat gue?" Tanya Inora.

"No, gue gak liat lo berdua, tapi gue liat Gioza gendong seorang cewek," ujar Aldo.

"Dan cewek itu adalah gue," ujar Inora melanjutkan kalimat dari Aldo.

"Lo ternyata cewek yang polos ya Ra," ujar Aldo tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Lo dengan gampangnya ngungkap rahasia besar tentang diri lo sama gue yang notabennya orang asing," ujar Aldo dengan seringai kecil di sudut bibirnya.

Hal ini sontak membuat Inora dan Nadela terkujut. "Maksud lo apa?!" Ucap Nadela dengan nada tinggi.

Nadela yang sedari tadi hanya menyimak obrolan Inora dan Aldo seketika langsung terpancing emosi ketika Aldo melontarkan sebuah kalimat yang menurut Nadela akan berbahanya untuk Inora.

"Gue udah tau rahasia terbesar dalam diri lo, kalo gue buka mulut sedikit saja bisa-bisa lo langsung dikeluarin dari sekolah," kalimat mengesalkan terlontar dari Aldo.

"Cowok brengsek!" Emosi Nadela sudah tidak bisa ditahan lagi, ia amat tidak suka jika ada orang yang menggangu sahabatnya, apalagi seperti Aldo ini yang terang-terangan menjebak Inora.

TingTang TingTang

Bunyi dering ponsel berasal dari dalam tas Inora, kemudian Inora membuka tas ranselnya dan mengeluarkan ponsel yang sedang bergetar tanda ada seorang yang menelfon disebrang sana.

"Halo kek ada apa."

".........."

"Oh yaudah Inora ke rumah kakek sekarang."

I N O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang