9

134 19 17
                                    

✎Title: USssss



Kali ini, kita akan menceritakan hubunganmu dan sepupumu. Sedekat apa si kalian itu?

Jawabannya, tidak terlalu. Tapi untuk belakangan ini (name) sudah begitu dekat dengan sarayu. Gadis kalem yang penuh keabuan dunia, wajah oval yang kecil dengan pipi tirus, bibir kecil dengan mata yang menatap tajam ke siapa saja. Surainya lurus memanjang hingga menyentuh punggung, biasanya rambut-rambut hijau tua bak warna daun kelapa, mata sarayu sendiri senada. Tubuhnya yang agak kekar, jari jemari sang hawa memperlihatkan urat dan tulang dengan jelas. Menunjukkan bahwa bertapa kerasnya kedua tangan milik hawa dibawah tekanan kerja sekolah. Badan sarayu sendiri agak ideal untuk ukuran perempuan.

(name) memandang sarayu yang sibuk menekan setiap huruf dalam ponsel, entah apa diketiknya.

"ngetik apa si, fokus amat." mulut yang penuh makanan menelannya dengan pelan.

Sarayu mengalikan tatapan, menatap sapupu adik ibunya yang menatapnya.

"cerita." singkat, namun (name) paham dari dalam mata sarayu yang menunjukkan rasa sedih.

"gak ada pembaca kah? Masih sepi?" pertanyaan (name), membuat sarayu berpikir ulang. Ucapan sepupu ini tak salah, sarayu sendiri memiliki hobi menulis entah itu cerpen, puisi, pantun, laporan.

Nafas hangat keluar dari labium hawa, matanya sedih tertutup. Kepala mengangguk menandakan kebenaran, sarayu malah tersenyum dengan hobinya.

"sejelek itu ya? Semua ceritaku? Membosankan lagi, aku menulis sekaligus belajar untuk mencoba membuat apa yang ada di otakku lalu ku tuangkan disini. Tapi dari sekian banyak cerita, kenapa yang kudapatkan cuma view sedikit, bahkan yang menyukainya pun tak ada." curhat sarayu, (name) jarang-jarang melihat sepupu hijaunya ini memasuki mode melow, sarayu galau? (name) akan yakini bahwa isi kamarnya akan dipenuhi kertas-kertas yang berisi tulisan sarayu bersama ratusan puisi sedih, atau cerita sekali baca pendek yang menceritakan tentang macam-macam kesedihan.

Karna membaca tulisannya itu, kadang (name) juga ikut sedih juga.

"aku bikin cerita happy kek gak ada peminatnya. Giliran penulis-penulis lain yang bikin cerita modal karakternya dibikin mayat pada banyak tuh view nya, apa si?? Emang sesuka itu ya orang baca cerita-cerita sedih? Kek... Kenapa si orang suka bikin cerita sedih, padahal hidupnya udah bahagia malah mau sedih-sedih lewat cerita. Cara penulisan, sudah aku berusaha buat ngerapiin bagusin masih aja salah. Sedih aku, apa aku berhenti aja bikin cerita?? Pernah kan itu sekali, teman sebangku ku bilang. Dia bangga banget kalau aku bisa bikin cerita sendiri dari otak sendiri. Padahal kenyataannya, minat siapa yang membaca itu juga penting, jangankan minat. Buku fanfic ku yang dikomenin dengan kata semangat saja aku sudah bahagia sekali."

Ucapan itu panjang kali lebar, (name) setia mendengarkannya walau dia sendiri sudah muak, keluhan sepupunya ini hampir setidaknya sama terus.

"negatif thingking aja, mungkin mereka tau kalau cerita kamu gak semenarik itu. Makanya coba deh sekali-sekali bikin yang sedih-sedih"

Hening, ruang kamar inap (name) sunyi di isi oleh suara ribut luar yang banyak manusia berlalu lalang.

"(name), kau tau tidak?"

"apa bang?"

"mukamu cocok untuk dipukul."

(name) nyengir, "mending mukul lilin."

"lu kasih nama ke orang makin hari, makin aneh."

"btw, bukannya aku mau ingetin. Tapi ingat gak waktu, aku pertama kali ke rumah kau."

chubby! [slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang