27

80 10 0
                                    

✎title: small


Gempa baru mengetahui, apa yang terjadi. Mual terasa, ingatan kejadian semasa pramuka kemarin memasuki ingatan, mengahantam bagai batu besar menimpa kepala. Gelap bukan lagi teman seorang gempa, pemuda itu lebih sering bersama saudaranya belakangan ini. Sembari bergelayutan manja bersama kakaknya atau adiknya.

Belakangan ini juga gempa sulit marah, bahkan saat ketika adik pertamanya lupa menaru kaus kaki kemarin, gempa hanya bisa mengoceh, unsur tegas sudah biasa dalam nadanya. Berbeda dengan hatinya yang melunak, hanya menunjuk raut sedih, pengalaman pertama gempa dalam pramuka itu benar-benar menakutkan.

Kaset rusak yang memutarkan vidio secara bersama secara terulang.

Dirinya sedang berada diruang tamu, bersama adik-adiknya menonton hal acak, gempa sedang menunggu kedatangan sulung pertama yang pergi ke pasar. Jam yang pukul 8 malam terpapang jelas didinding.

Rasa khawatir gempa mulai tumbuh, sebisa mungkin berpositif dalam benak, namun akhirnya gempa juga hanya bisa berdoa akan keselamatan saudaranya.

Ketukan pintu membuat gempa berpaling, taufan yang agak dekat dengan pintu berjalam ke arah pintu. Memutar gagangnya untuk membuka, mendapatkan sosok seorang gadis berpakaian putih bersih, rambut coklat terurai lurus kebawah.

Kesan anggun terasa, wajahnya yang bagaikan boneka menjadi daya tarik dalam wajahnya. "halo..."

Sapaannya dibalas oleh duri, yang mengintil dibelakang.

"oh... Itu, aku temannya kak hali." ucap gadis itu, taufan menatap curiga sebentar. Pasalnya kakaknya itu tak pernah berteman pada seseorang terutama seorang gadis! Lalu ini, ada gadis cantik.

Merasa ada yang kurang dalam ucapannya, si gadis boneka menambah, "temannya dalam hal karate."

Taufan tak tau-menahu, mungkin saja benar. "si hali lagi keluar, kenapa?"

"ini ada hadiah, buat dia."

Sekotak besar bewarna merah delima, duri mengambilnya hendak untuk membuka. Namun gadis didepan melarang duri untuk melakukannya, meminta mereka untuk membiarkan halilintar saja yang melakukannya.

Semuanya mulai menunjuk curiga, duli kembali mencoba membuka, tapi ditahan langsung oleh gadis boenka didepannya.

Gempa datang mendekat, melerai duri dan si gadis.

Mengaku tak bisa terlalu lama, si gadis pergi begitu saja.

Menit berikut, halilintar datang dengan basah kusup, taufan yang melihat hanya tertawa, gempa menghampiri halilintar membawa handuk kering. Semua yang melihat hanya penuh tanda tanya.

Duri mewakili kebingungan, "kak hali kenapa bisa basah?"

Manik merah hanya menatap, belum menjawab halilintar malah bertanya. "kotak dari siapa itu?"

"temenmu di karate, kalau nggak salah cewek deh..." jawab cepat taufan.

"temanku disana cuma (name)..."

Dalam ruang hening seketika.

.

Sedangkan dirumah sarayu, kau mengendap-endap, berjalan dengan hati-hati tak mengeluarkan suara. Apa lagi dalam rumah itu begitu hening seolah tak ada penunggu.

chubby! [slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang