Extra chapter
bit 01 •
—
Little notes:
Jeonghan is referred to as permaisuri in some parts of the fic. I apologize for not being able to find a better term for him.
Oh Yeonseok is Seungcheol's Grandfather (the father of selir Oh, and the head of the Oh Clan). He was mentioned briefly in bit 2 and 3.
Paman Yoon was the former King Choi's trusted advisor and best friend. He trained Seungcheol when he was younger and when Jeonghan was still the crown prince before he was executed for treason under the king's misconceived order.
This bit briefly mentioned dead parents. Please do not proceed if this triggers you.
For the rest, happy reading!
—
Suami cucuku,
Yoon Jeonghan.
Kuucapkan selamat atas kehamilan pertamamu.
Doa baik kuagungkan pada semesta, agar kiranya para dewa menjaga calon putra mahkota hingga nanti lahir dengan selamat dan sehat. Kuharap ia ditakdirkan menjadi calon raja dan penerus yang hebat, sama seperti ayahnya.
Sejujurnya tujuanku menulis ini adalah memohon bantuanmu untuk meyakinkan cucuku agar segera mengambil selir utama. Ia akhir-akhir ini menolak mendengarkan siapapun, namun menyeleksi calon-calon selir yang akan menghasilkan putra-putri kerajaan juga merupakan salah satu tugasmu sebagai pendamping raja.
Para menteri dan pemimpin klan mulai berbicara. Setahun terakhir, terlalu banyak adat kerajaan yang di obrak-abrik olehnya, kuyakin kau tahu betul. Aku tentu tak menyalahkanmu sepenuhnya, tapi untuk perihal kali ini, sangat penting baginya untuk tidak gegabah. Tanpa cadangan, tentu istana akan semakin tampak rapuh dan rentan.
Kuharapkan keselamatanmu selalu, namun aku tahu persalinan bukanlah perkara sepele. Ada baiknya kita tetap mempersiapkan calon pendamping lainnya untuk yang mulia raja, jika sampai terjadi yang bukan-bukan nantinya.
Demi negara, kuharap kau sebagai permaisuri mengerti,
Oh Yeonseok
—
Surat ke tiga belas untuknya bulan ini. Semuanya berisikan pesan serupa.
Jeonghan lantas menghela nafas begitu panjang, berusaha memainkan tempo detak jantungnya yang mulai berpacu terlalu cepat. Pesan dari anggota kerajaan tak lagi membuatnya gelisah, namun tetap saja setiap satu dan lainnya di hantarkan rasanya ia selalu merasa tegang.
Mantan gisaeng itu tentu sadar betul bahwa menyeleksi selir istana merupakan salah satu tugas utamanya selain memompa bayi-bayi kerajaan. Seungcheol telah begitu berbaik hati, membiarkannya sekali-sekali turut berkecimpung dan memberikan kontribusi pada perihal penting istana. Tapi tentu ini tidak berarti ia bisa begitu saja lalai pada kewajibannya.
Ia menelaah surat itu penuh pertimbangan. Egonya sebagai seorang kekasih sejujurnya meronta tak rela untuk membagikan suaminya ke sosok lain, baik di hati maupun di ranjang. Tapi bagaimanapun, sebagai ibu negara ia harus bisa mengesampingkan rasa cemburu dan memikirkan cara terbaik untuk menyampaikan pesan ini agar sang raja mau menerimanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/347739852-288-k366601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Solar and Nameless Wildflower
FanfictionKatanya, yang pertama adalah yang tak akan terlupa. Seungcheol adalah pria pertama yang ia sayangi, kagumi, lalu cintai dengan arus dahsyat bagai badai yang mengamuk. Begitu heboh, kuat, memporandakan segala yang disentuhnya. - This fic includes his...