Halaman : 07

1.1K 120 12
                                    

RUMAH itu begitu sunyi, tak pernah ada kehangatan sedikit pun di dalamnya selama bertahun-tahun dirinya hidup di sini

Hanya ada dirinya seorang diri, ah tidak dirinya tinggal dengan sang ayah selama enam tahun ini, meski sang ayah jarang kembali ke rumah, tetapi menurut Zayyan itu jauh lebih baik

Karena ketika sang ayah kembali, dirinya selalu tak terhindar dari siksaan yang membuat nya ingin mati berulang kali. Meski begitu apa dia membenci ayah nya? Maka Zayyan akan menjawab dengan senyum tulus bahwa dirinya sedikit pun tidak menaruh benci kepada sosok yang bahkan tidak pantas di sebut ayah itu

Zayyan tidak pernah di cintai. Sejak ia lahir.

Ibunya di perkosa hingga terlahir lah dirinya enam belas tahun lalu, dan dirinya seperti menjadi anak yang tak di inginkan karena sang ibu akan selalu menatapnya dengan menjijikkan. Seperti selalu mengingat hal pahit ketika tubuh nya di jamah secara paksa, padahal Zayyan hanyalah seorang anak yang sedikit pun tidak bersalah bagaimana pun cara nya dia hadir di dunia ini

Hingga suatu hari ibunya di nikah kan secara paksa dengan seorang pria yang tak pernah saling mengenal, awalnya semua baik, tetapi pria itu tak pernah menyangka bahwa sang ibu telah memiliki anak dari hasil sebuah pemerkosaan, oleh sebab itu ayah tirinya tak pernah menganggap dirinya ada di rumah ini

Ia akan selalu menganggap Zayyan mati. Seperti seekor tikus yang tidak berharga, dan sang ibu yang tak perduli sama sekali terhadap dirinya. Zayyan hanya memiliki sang nenek saat itu, yang kerap kali menjadi pelindung baginya, melihat tumbuh kembang nya, serta selalu mengajari banyak hal dengan penuh kebahagiaan pada masa kecilnya

Tetapi orang baik selalu pergi lebih dahulu.

Setahun setelah kematian sang nenek, ibunya mengandung, sebenarnya sang ayah saat itu tengah mabuk hingga akhirnya menyentuh sang ibu yang sama sekali belum pernah dirinya tiduri.

Hingga lahirlah seorang bayi perempuan cantik bernama Hani, bayi kecil yang membuat hubungan kedua orang tuanya sedikit dekat meski tak saling mencintai, tetapi Hani yang begitu menggemaskan hadir di antara mereka membawa kehangatan. Yah tetapi tidak bagi Zayyan tentu saja

Hani tumbuh menjadi anak kecil yang periang, ia sangat mirip dengan perpaduan sang ibu juga sang ayah, Hani sangat lembut dan hangat, gadis itu selalu ingin bermanja ria dengan sang kakak, meski sering kali ibu dan ayahnya sangat membatasi interaksi keduanya karena mereka menganggap Zayyan bisa membawa nasib buruk untuk putri kecil mereka

Dan itu semakin melukai perasaan seorang anak kecil yang bahkan baru berusia dua belas tahun.

Sampai sebuah kecelakaan tak terduga terjadi. Hani dengan merengek mengajak Zayyan untuk pergi bermain keluar, awalnya Zayyan menolak karena tak ingin menerima amarah dari sang ibu ketika ia kembali berdekatan dengan Hani, tetapi melihat sang adik yang sangat ingin bermain dengan nya membuat dirinya menjadi tidak tega dan mengiyakan ajakan adik cantiknya itu

Keduanya bermain di sebuah taman dekat dengan komplek perumahan mereka, semuanya baik-baik saja di awal, Hani yang begitu senang karena dapat bermain dengan sang kakak yang senantiasa menjaganya

"Kakak! Ada eskrim di sana" Gadis kecil itu melonjak senang setelah dirinya melihat penjual eksrim yang berada di sebrang jalan taman dimana mereka bermain, matanya berbinar senang, ia bahkan langsung berlari setelah menuruni prosotan tanpa mendengarkan panggilan Zayyan yang baru saja ingin mengejar langkahnya

"Hani! Hati-hati jangan berlari! "

Dan baga mimpi buruk, Zayyan tak pernah menyangka bahwa itu adalah hari terakhir dirinya melihat tawa riang adiknya. Karena Hani tewas ketika sebuah mobil melaju kencang dan menabrak tubuh kecil itu hingga berguling jauh dari lokasi.

Still A Chance [SingZay] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang