Halaman : 10

1.5K 130 18
                                    

SING tahu dirinya salah, dan benar-benar teramat salah karena tidak mempercayai kekasih kecilnya yang telah di tuduh dengan buruk

Dan pukulan serta semua perkataan Leo menyadarkan dirinya atas semua kebodohan yang telah ia lakukan selama ini

Berapa lama? Berapa lama dirinya telah melakukan semua kebodohan ini? Waktu berlalu dengan cepat, dan hampir setahun dirinya memperlakukan Zayyan dengan begitu buruk

Maka ketika dirinya mengumpulkan segala kepingan puzzle ingatan nya selama ini. Sing menangis dengan segala rutukan kebencian yang ia arahkan untuk dirinya sendiri

Apa yang aku lakukan selama ini?

Sebuah pertanyaan besar itu seolah tertulis dengan huruf tebal pada otaknya, semakin mengeja sesak manakala dirinya mengingat setiap senyum yang selalu Zayyan layangkan kepada dirinya meski sesakit apa yang telah pemuda manis itu rasakan sejauh ini

"Aku mencintaimu. "

Sebuah kata-kata penuh nada kelembutan yang terngiang bagai lantunan melodi menyedihkan kala jemarinya kini mendorong dengan cepat pintu rumah sang kekasih

Namun yang Sing dapatkan, hanya keheningan yang menyambut. Rumah itu berantakan, Sing bahkan bisa melihat jelas sisa sisa pecahan keramik yang tergeletak mengenaskan di lantai, atau beberapa jejak darah yang semakin membuat jantung nya berdegup dengan keras.

Botol-botol sisa minuman keras pun tak luput dari penglihatan nya, atau seseorang yang tengah tergeletak tak sadarkan diri pada sofa akibat mabuk berat, itu ayah dari sang kekasih.

Dan Sing tak ingin memperjelas skenario mengerikan yang mampir pada otak nya melihat betapa kacaunya hal yang terjadi

"Zayyan! "

Ia memanggil, tak perduli dengan sopan santun Sing segera melangkah menggeledah rumah itu, berharap dapat menemukan Zayyan dalam kondisi baik-baik saja, namun tidak. Kekasihnya tak ada sama sekali di sana

Keringat dingin mampir pada keningnya, tanpa kata Sing segera keluar dari rumah itu untuk kembali mencari Zayyan, tak memperdulikan sedikitpun sosok yang masih tergeletak pada sofa disana, bahkan Sing berharap bahwa orang itu lebih baik mati dengan cepat

Sing sedikit nya berharap mendapatkan kabar dari sebuah panggilan, tetapi nyatanya tidak sama sekali, ponsel milik Zayyan tidak aktif.

"Sing aku berharap kamu bisa mencintai ku seperti aku mencintai mu. "

"Aku juga mencintaimu. "

Kata-kata itu meluncur begitu saja saat sebaris kalimat yang pernah Zayyan ucapkan kepadanya kembali teringat, dan kini Sing hanya dapat membalas pada udara kosong yang menghantarkan kehampaan

"Zayyan aku mencintaimu mu, tolong maafkan aku"

Ia bergumam dengan parau, sudut mata itu memerah, yang Sing lakukan hanya terus mencari tanpa arah kemanapun kakinya melangkah

Awan mendung terlihat semakin mengisi langit kala waktu sore sudah mulai membenam kan matahari, dan sudah lebih dari empat jam Sing tetap mencari meski dirinya merasa lelah

"Aku pikir bermain di tepi laut dengan mu adalah hal yang akan sangat menyenangkan"

Maka ketika kata-kata si manis kembali teringat pada nya membuat Sing menyadari satu hal

Zayyan sangat menyukai laut, dan itu membuat dirinya tanpa berfikir dua kali untuk segera berlari menuju pantai tempat dimana terakhir kali mereka bermain bersama.

















Still A Chance [SingZay] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang