Halaman : 06

1.1K 119 3
                                    

ZAYYAN mencintai dance, dan Sing baru mengetahuinya ketika dirinya melihat kekasih kecilnya itu tengah menggerakkan tubuhnya dengan lugas pada ruang latihan musik yang tengah kosong ketika jam istirahat

Lagu polaroid love terputar dengan cukup keras

Sedangkan si manis tengah begitu fokus menggerakkan tubuhnya mengikuti lagu yang berputar itu. Sing senantiasa mengawasi dari pintu yang ia buka diam-diam, bersandar pada pintu dengan mata tajam nya yang tak lepas menatap kekasih kecilnya. Mata cantik itu terlihat sangat berbinar ketika ia tengah menari dan hal itu yang membuat Sing pada akhirnya memilih mampir ke sini dari pada mengisi perutnya yang kosong di kantin.

"Ughh! "

Pemuda manis itu terjatuh seketika ketika ia ingin mengambil posisi berputar. Kakinya sakit dan itu membuat pergerakan nya terbatas

"Heii, kaki mu baik-baik saja? " Mata bulat itu memandang terkejut kepada Sing yang tiba-tiba saja sudah berjongkok di sisi tubuhnya, menatapnya dengan khawatir.

"Biar aku lihat"

"Tidak! Maksud ku tidak usah. " Namun ketika jemari panjang itu ingin menyentuh kakinya, Zayyan melarang nya seketika, membuat Sing sedikit terkejut karena si manis sampai sedikit menaikan nada suaranya

"Kenapa? Aku hanya ingin memeriksa kondisi kaki mu"

"Tidak usah Sing, aku baik-baik saja. Sungguh " Iris-madu itu mencoba menghindar dari tatapan lekat Sing kepadanya. Tetapi yang terjadi setelahnya adalah Sing yang langsung menyingkap celana yang si manis kenakan serta melepas sepatu itu, membuat Zayyan tak dapat memberikan reaksi ketika Sing sudah melihat lebam kebiruan disana

"Apa ini? Kaki mu terluka? Ini bukan karena kamu terjatuh tadi kan? " Sing tahu itu, karena jika terkilir tak akan menghasilkan lebam keuangan yang cukup parah dan selebar ini

Zayyan tak lekas menjawab, otaknya tengah bekerja keras untuk mencari alasan yang tepat agar Sing percaya. Helaan nafas terdengar berhembus dari bibir tipisnya, ia kembali menarik senyum khasnya dan membalas tatapan Sing

"Itu, aku tersandung dan terjatuh dari tangga di rumah ku, maaf ya aku memang ceroboh" Jawaban dengan kekehan kecil pada akhir kalimat itu membuat Sing sedikit ragu. Apakah jatuh dari tangga seperti ini hasilnya? Mengapa dirinya lebih merasa seperti pukulan sebuah benda tumpul? Namun melihat tatapan mata penuh kelembutan itu membuat Sing urung untuk bertanya lebih jauh

"Tetapi kamu malah menari sekarang? Lihat kaki mu semakin bengkak. " Pemuda tampan itu menghela nafasnya sejenak, menatap pergelangan kaki kekasih nya yang terlihat membengkak, Zayyan meringis tak enak hati, kenapa dirinya baru melihat bahwa kakinya sudah membengkak seperti itu, Zayyan akui dirinya berusaha untuk tidak memperdulikan luka di kakinya karena yang ia pikirkan hanyalah menari dan melepaskan beban pada pikiran nya.

"Maaf.... " Lagi-lagi hanya kata maaf yang terucap, membuat Sing menatap nya dengan tatapan yang tak bisa si manis mengerti.

Zayyan mengapa kamu meminta maaf untuk hal yang sebenarnya kamu tak salah? Kamu yang terluka di sini, tetapi mengapa kamu yang meminta maaf?

Sing tidak berbicara apapun lagi, yang ia lakukan sekarang hanya lah berbalik memunggungi si manis dengan posisi siap untuk menggendongnya

"Naik lah.... Aku akan membawa mu ke ruang kesehatan dan mengobati luka mu"

"Eh? Aku tidak apa-apa Sing, sungguh ak—"

"Zayyan aku tidak suka di bantah, kamu tau itu kan? " Pemuda manis itu menghela nafas setelah Sing berkata dengan nada yang tegas, mau tak mau membuat si manis kini sudah menaikan tubuhnya dengan perlahan pada punggung tegap kekasihnya, Sing segera mengangkat tubuh kecil itu, membiarkan Zayyan mengalungkan lengan nya kepada bahunya

Still A Chance [SingZay] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang