11. GARIS CINTA

1.6K 274 40
                                    

Eyyoo what's up guyss!!
Enjoy your readingg!!

-
-
-
-

"Gue, lo, Mustahil."

- Arayya Ammora Khaula.

"Nyatanya memang tidak sesuai ekspektasi. Jadi sewajarnya saja menaruh ekspetasi itu."

- Yessica Endaru Tamara.

*
*

︶꒷꒦꒷︶

Kini Ara dan Chika masih berada di Pantai. Angin menemani mereka dalam Keheningan, Air laut membantu memecahkan keheningan dengan Ombaknya.

Langit memperlihatkan bentuk ke Indahannya sore ini.

Sudah 5 Jam Ara dan Chika berada di Pantai ini. Ara senantiasa menemani Chika bermain Air dan Pasir dan kini mereka tengah mengistirahatkan tubuhnya di tepi pantai sambil menekuk lututnya

"Mau pulang gak, Chik? Udah sore nih." ucap Ara sambil melihat Jam Tangan yang melingkar di pergelangan tangannya

"Sebentar, Ra. Senjanya lagi bagus." ucap Chika sambil memotret Langit Indah itu.

"Indah ya Chik.. Senjanya"

"Senja memang Indah Ra, tapi sayangnya cuma sesaat." ucap Chika sambil menatap sang Senjanya

"Chika, apa lo tau kenapa kehadiran senja selalu di tunggu?" Tanya Ara sambil menatap Wajah Chika dari samping

Chika menoleh dan juga menatap Ara. "Kenapa emangnya, Ra?" Tanya Chika.

Ara tersenyum lalu mulai melihat Senja yang hampir hilang itu. "Karena Senja selalu di nanti untuk melepas letih dari para penghuni bumi, dan meskipun sesaat.. ia akan selalu menjanjikan sebuah kembali." ucap Ara

"Kenapa manusia gak bisa seperti Senja?"

"Karena Manusia adalah Raga yang bisa menemani, tapi.. pada suatu waktu ia juga bisa meninggalkannya pergi" ucap Ara sambil menatap Chika

Chika menatap bola mata pekat Ara. Lalu kembali menatap Senja kembali.

"Kalo gue minta lo jangan pergi gimana, Ra?"

"Maksud lo?"

"Apa setelah lo tahu ini lo akan Benci sama gue, Ra?" Ara terus menatap Chika menunggu ia melanjutkan ucapannya

"Gue.. g-gue gak bisa sembunyiin ini lagi dari lo Ra. Gue rasa lo berhak tau." ucap Chika yang juga menatap Ara

"Gue udah Jadian sama Gara setelah Pertandingan itu, Ra."

Deg!

Jantung Ara terasa terhenti begitu saja saat mendengar perkataan Chika, rasanya ingin melanjutkan nafas saja sulit.

Andai saja ia tahu, ia mungkin akan mentulikan pendengarannya. Ia benar-benar tidak sanggup mendengar pernyataan Chika.

Ara masih berharap bahwa yang ia dengar itu salah. Ia belum siap, sangat belum siap..

KAAMA: GARIS CINTA✔️Where stories live. Discover now