After Five Years
Goresan tinta sibuk menari diatas kertas-kertas milik Adelia yang baru saja siang tadi ia cetak. Gadis itu melongo saat Javas mencoret hampir setengah bab tiga yang baru saja ia perbaiki kemarin, matanya bergantian menatap kertas-kertas berharga itu lalu kembali menatap Javas yang tanpa ekspresi. Lelaki ini gila, bisa-bisanya mencoret kertas-kertas itu tanpa ampun.
Lelaki itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ini analisis datanya gimana sih kamu buatnya, Adelia."
"Ini pasti gara-gara kamu ngetik sambil nonton oppa-oppa korea mu itu?" Ujar Javas sambil menyodorkan kertas-kertas itu kehadapan Adelia.
Gadis itu mencebik. "Saya udah biasa kok ngetik sambil nonton." Adelia membela diri, malah membuat Javas mengerutkan keningnya.
"Biasa? Terus ini apa kok banyak banget kata yang salah begini. Memang nggak kamu cek dulu sebelum kamu print?"
Adelia menggeleng dengan raut polosnya.
"Besok-besok ngetik ya ngetik aja, nggak usah sambil nonton video."
"Tapi ---"
"Ini kamu banyak yang salahnya. Kalau begini terus gimana kamu mau seminar? Minggu depan akan ada pengumuman soal jadwal proposal, kamu nggak mau ketinggalan kan?"
Javas memang lelaki yang mengajaknya menikah dua minggu lalu, tapi Adelia tak boleh melupakan kalau Javas juga merupakan dosen pembimbingnya yang sebelumnya memiliki julukan kulkas empat pintu. Ketegasan Javas tak hilang hanya karena dirinya menyukai Adelia, meski dari awal Adelia lah yang meminta kalau dikampus mereka hanyalah sebatas dosen dan mahasiswi saja — tidak boleh mencampurkan urusan pribadi didalamnya. Ya tentu saja ini yang terjadi, jadi Adelia tak boleh mengeluh dan menerima saja kalau lelaki yang ada dihadapannya sekarang adalah Pak Javas sebagai dosen pembimbingnya.
"Iya pak, maaf."
"Dimaafkan. Jangan diulang lagi, atau kalau kamu mau menjadi mahasiswa yang bakal sidang paling terakhir." Ujar Javas datar. Adelia melotot sambil merapalkan sumpah serapah jika saja tak mengingat kalau mereka masih berada dalam ruangan dosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Five Years
RomanceTerjebak pada rasa yang sama, dalam waktu yang lama. A short story yang akan aku buat ini nggak akan banyak chapter ya 🥰 ini spesial buat ngisi hari² kita selama cokiber wamil ♥️