Note : Bacanya pelan-pelan aja biar ngerti alur dan ceritanya.
Dan jangan lupa ramaikan komentarnya yuk biar aku semangat lanjutnya ✈️After Five Years
"Aku mau pulang aja!"
"Kamu tenang dulu."
Adelia melirik Javas tajam dengan raut cemas yang tidak bisa disembunyikan. "Tenang? Mana bisa aku tenang setelah nemuin benda sialan itu di mobil kamu!" Adelia bergidik ngeri melihat dua kotak pengaman merk d***x yang kini sudah Javas pegang.
"Ini bukan punya, Mas."
"Punya siapa?" Adelia melotot. "Argh terserah! Mau punya Mas atau bukan aku nggak peduli, aku mau pulang aja!"
Javas menyugar rambutnya frustasi. "Iya nanti Mas antar kamu pulang, tapi —"
"Aku nggak mau mampir apart kamu!" Adelia melirik Javas masih dengan tatapan Tajam. "Kalau Mas nggak mau antar aku pulang, biarin aku telepon Bang Tito aja." Adelia merogoh ponselnya dari dalam tas kecil miliknya, jarinya mencari satu nomer milik kakak lelakinya itu.
"Jangan. Biar Mas yang antar pulang." Javas memegang lengan Adel, menahannya agar tak menghubungi Tito.
Adelia menunduk, mengarahkan pandangannya pada tangan Javas yang memegangnya lalu sedetik kemudian menepisnya. "Jangan pegang-pegang!"
"Tapi kamu tenang dulu."
Adelia yang semula menegang dengan tangannya yang memegang kuat ponsel, kini terlihat lebih rileks dari sebelumnya. "Dengar Mas dulu ya." Suara lembut Javas mendominasi didalam ruang sempit mobilnya. "Benda ini bukan punya Mas. Mas nggak pernah beli dan pakai benda kayak gini."
Adel mulai mengangkat wajahnya, melirik Javas yang berada disebelahnya dengan hati-hati. "Terus punya siapa?" Lirih Adel.
"Punya Bryan." Javas meraih ponselnya lalu menekan satu kontak bernama Bryantara.
Tuut. Tuut. Tuut.
Klik!"HAHAHAHAHAHA." Seperti sudah tahu kalau Javas akan menelepon, suara tawa Bryan menyambut disaat panggilan itu tersambung.
"Jangan bikin gue ngomong kasar, Gue masih sama Adel." Geram Javas dengan rautnya yang mendadak datar. "Jelasin, kenapa lo tinggalin barang sialan itu disini?"
"Sorry ya Adelia. Itu punya gue kok, bukan punya Javas." Ujar Bryan sambil diselingi dengan tawanya. "Javas sih boro-boro make yang begitu, nyentuh cewek juga belum pernah — paling kalau pake buat co—." Sambungnya.
"Bryan!" Tegur Javas dengan rautnya yang memerah.
Suara tawa Bryan dan teman-temannya yang lain terdengar dari seberang telepon, sepertinya lelaki-lelaki itu masih bersama setelah acara selesai. "Oke. Sekali lagi sorry ya, Del. Gue —"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Five Years
RomansaTerjebak pada rasa yang sama, dalam waktu yang lama. A short story yang akan aku buat ini nggak akan banyak chapter ya 🥰 ini spesial buat ngisi hari² kita selama cokiber wamil ♥️