10. Javas khilaf

410 55 53
                                    

Note : Bacanya pelan-pelan aja biar ngerti alur dan ceritanya.
Dan jangan lupa ramaikan komentarnya yuk biar aku semangat lanjutnya ✈️

After Five Years


"Lo ngomong begitu sama Javas? Orang sinting emang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ngomong begitu sama Javas? Orang sinting emang. Gue bingung deh sama lo, Del. Udah dapet modelan kayak Javas masih aja diraguin, memang yang lo cari speknya kayak mana sih? Kayak Chanyeol? Mau sampe lebaran monyet juga nggak bakal nemu." Dara mencecar.

"Bukan soal itu. Gue masih belum yakin sama perasaan gue sendiri, lagian ini tuh bukan dia ngajak gue pacaran terus gue bisa aja nerima habis itu kalau gue ngerasa nggak cocok nanti bisa gue putusin. Ini tuh dia ngajak gue nikah loh — Dar, bagian mana sih yang lo belom ngerti?"

Dara mulai kebingungan sambil menatapi Adelia yang mengaduk-aduk milk shake red velvet favoritnya. Dara mencoba mencari solusi dari pernyataan Adel barusan, sepertinya sahabatnya itu sangat mendukung hubungannya dengan Javas sampai ke tahap berhasil. "Jadi lo bener nggak ada secuil pun perasaan sama Javas, Del?" Dara menyatukan jari jempol dan telunjuknya, membentuk cubitan kecil sebagai contoh secuil yang ia maksud.

"Ya kalau secuil gitu sih ada, Dar." Kesah Adelia sampai tangannya ikut meniru secuil yang Dara maksud.

"Tapi masa iya beneran secuil, Del?"

Adelia mengangkat kedua bahunya, matanya mengarah pada jendela besar disebelahnya — memperhatikan lalu lalang mobil yang menerobos hujan lebat diluar sana. "Gue memang suka sama Javas, dan gue selalu ngerasa aman dan nyaman tiap lagi sama dia — Javas selalu memperlakukan gue dengan baik dan dia menghormati gue dengan nggak menyentuh gue berlebihan seperti kebanyakan pria dewasa yang ngebet ngawinin gadis seumuran gue."

"Lebay! Pak Javas juga baru 28 tahun — Del, dia nggak setua itu." Dara memutar bola matanya. "Jadi kalian nggak ada skinship?"

"Ada." Adelia mengangguk. "Sebatas dia pegang gangan gue, lalu puk-puk kepala gue, nggak pernah lebih dari itu."

"Nah, kan itu yang lo mau? Terus apa lagi kurangnya?"

"Nggak ada yang kurang soal itu, Dar. Yang kurang tuh gue — gue kurang tahu kalau perasaan gue itu udah sejauh dan sebanyak apa sama dia, gue mau nikah loh sama dia — gue harus memastikan perasaan gue emang beneran cinta dan bukan hanya sesaat atau sekedar naksir doang."

"Witing tresno jalaran soko kulino. Lo pernah dengar itu kan? Cinta itu bakalan hadir kalau lo terbiasa. Terbiasa ketemu, terbiasa berinteraksi dan terbiasa bersama-sama. Oh come on, lo memang belum pernah pacaran tapi bukan berarti lo nggak tahu kan rasanya jatuh cinta itu kayak apa? Like, apa lo ngerasa deg-degan tiap sama dia, lo ngerasa aman dan nyaman saat dia lagi sama lo, lo ngerasa kangen kalo kalian nggak ketemu atau dia nggak hubungin lo. Kayak sekarang? Kalian bahkan udah dua minggu ini nggak ketemu, apa nggak ada sedikitpun rasa kangen lo ke dia?"

After Five YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang