8. Cemburu

367 54 166
                                    

Note : Bacanya pelan-pelan aja biar ngerti alur dan ceritanya.
Dan jangan lupa ramaikan komentarnya yuk biar aku semangat lanjutnya ✈️

After Five Years

Seharian ini Adelia hanya menghabiskan waktunya dikamar saja, akhir pekan seperti ini memang tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada bermalas-malasan dikamar sambil menikmati lagu-lagu kesukaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian ini Adelia hanya menghabiskan waktunya dikamar saja, akhir pekan seperti ini memang tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada bermalas-malasan dikamar sambil menikmati lagu-lagu kesukaan. Setelah menyelesaikan seminar dua hari lalu — Adelia merasa satu persatu beban dipundaknya mulai terasa ringan, tapi bukan berarti gadis itu bisa santai dan berlepas diri dari bab 4 dan 5 yang sudah menantinya untuk digarap. Belum lagi dosen pembimbingnya kali ini adalah Bu Hilda, di fakultasnya — Bu Hilda terkenal dengan sosok dosen yang paling cerewet kepada para mahasiswanya. Tapi cerewet dan banyak maunya itu semata-mata untuk kebaikan para mahasiswanya, apalagi kalau bukan untuk bisa segera wisuda tanpa menunda-nunda dan bermalas-malasan. Adelia perlu mensyukuri satu ini.

"ADELIA. PAKET KAMU SAMPAI NIH!" Suara teriakan farah dari lantai bawah terdengar hingga kamar Adelia, bahkan suara musik Adelia kalah besar dengan suara teriakan sang Bunda.

Adelia turun sembari bersenandung mengikuti alunan musik di kamarnya. Ternyata paket standee Chanyeol miliknya sudah datang, menambah standee lain miliknya yang ada didalam kamar. "YUHUUU." Ujarnya riang gembira.

"Apa sih yang kamu pesan? Cowok gepeng kayak gitu dibeli-beli, mendingan cari suami — sudah jelas bisa dipegang dan dipeluk-peluk." Rutuk sang Bunda dari arah dapur.

Sebenarnya Adelia sedikit heran dengan keluarganya — kenapa tak pernah gentar membahas soal pernikahan, padahal usia anak perempuannya itu masih tergolong muda dan ia baru saja selesai seminar minggu lalu — wisuda saja belum. "Bunda sama Ayah sebenarnya kenapa sih nyuruh aku nikah. Udah nggak mau ya ngasih makan aku?" Gadis itu memanyunkan bibirnya kesal. "Kalian ini secara nggak langsung ngusir aku ya?" Suara kecewa Adelia yang dibuat-buat itu berhasil membuat Harun sontak menoleh.

"Bunda kamu ini pengen punya menantu katanya." Harun tertawa. "Padahal udah ada Ayah sama Tito yang ganteng-ganteng dirumah, tapi masih nyari yang ganteng juga. Ayah jadi bingung, jangan-jangan Bunda kamu nih yang pengen nikah lagi." Celetuk Harun.

"MULUTMU LOH, YAHHHHH." Farah berteriak dengan suara yang ditahan. Membuat Harun tertawa begitu juga Adelia yang sedang membuka bungkusan bubble wrap yang melapisi standee miliknya.

"Memang Ayah kurang ganteng gimana sih, Del?" Harun melirik Adel lalu melirik sang istri yang melebarkan mata ke arah Harun sambil memotong wortel ditangannya. "Muka Ayah loh sebelas dua belas sama liminho." Ujarnya yang langsung membuat Adelia membelalak lalu tertawa terbahak-bahak.

"Lee min ho, Yah." Adelia mengkoreksi pengucapan nama aktor korea pertama yang ia sukai dulu. "Ganteng sih ganteng Yah, ngalah-ngalahin lee min ho malah. Tapi kayaknya Adel tahu deh apa yang jadi masalahnya sekarang ---" Adel meletakkan gunting ditangannya lalu mengetuk-ngetuk dagunya seraya berpikir.

After Five YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang