Terjebak pada rasa yang sama, dalam waktu yang lama.
A short story yang akan aku buat ini nggak akan banyak chapter ya 🥰 ini spesial buat ngisi hari² kita selama cokiber wamil ♥️
Warning! 21+ Adek-adek kalau maksa mau baca, aku nggak tanggung jawab ya 🤪
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After Five Years
"Demi apa sih, Yah? Tito sampe ngebut-ngebut loh dijalan waktu ayah telepon tadi, Tito kira ada apa. Cuma mau ngajak makan keluar? Serius?" Tito geleng-geleng kepala. Snelli yang masih terpasang ditubuhnya, juga raut kesalnya itu malah membuat Harun tertawa.
"Adik kamu besok udah jadi istri orang Bang, seenggaknya sebelum dia sibuk sama suaminya - kita harus menghabiskan hari terakhirnya sebagai seorang gadisnya Ayah." Harun melirik Adelia yang hanya menatap malas Ayahnya yang beberapa hari ini sedikit lebay.
Tito yang sudah duduk dikursi kemudi dengan Adelia yang ada disebelahnya, sementara kedua orangtua mereka duduk bermesraan dibangku belakang. "Besok kalau udah nikah - sering-sering main ke rumah ya, Del." Pinta sang Ayah.
"Yah - please deh, Adel masih dijakarta loh ini nggak ke luar negeri. Lagian walaupun udah nikah kan Adel tetap anak Ayah, kok kayak seolah-olah Adel diserahkan sepenuhnya sama Javas sih." Gerutunya sambil sesekali menengok sang Ayah dikursi belakang.
Tangan Farah menggamit lengan Harun sambil menyandarkan kepalanya dibahu sang Ayah yang masih kuat itu. "Kalau kamu udah nikah - bakti kamu sudah bukan ke Ayah lagi, tapi pindah ke Javas. Ridho kamu ada disuami kamu, bahkan mau kemana-mana pun kamu harus izin sama Javas. Kamu tahu kan soal hukum ini, Del?" Tanya Harun memastikan.
Adelia hanya mengangguk mengiyakan.
"Kurangi ego kamu - belajar untuk saling mengerti satu sama lain, cinta itu bukan tentang perasaan aja - tetapi juga tentang tanggung jawab dan pengorbanan. Kamu nggak bisa kalau hanya bertahan menggunakan perasaan kamu aja, harus ada pengorbanan yang kamu lakukan setiap kamu menginginkan sesuatu berjalan sesuai harapan kamu."
Mata Adelia memanas - kalimat nasihat Harun barusan membuatnya terharu, hingga tanpa ia sadari tangan Tito sudah berada diatas kepalanya. "Gue yakin, Javas bisa jagain lo dan menyayangi lo dengan baik."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Air mata Adelia menetes. "Argh! Aku nggak suka deh sedih-sedih kayak gini." Gadis itu menghapus air matanya dengan suara isak tangis yang ia tahan. "Pokoknya nanti aku mau belanja, ya Yah." Pintanya.