INGIN MEN-SUPORT AKU? FOLLOW YAA..
HAPPY READING!!
_______________________________prolog.
"mama dan papa akan pergi menghadiri pesta. tolong jaga adek mu, afgan." suara wanita itu mengisi kesunyian di meja makan. seseorang yang mendengar penuturan dari wanita tersebut menoleh kedepan.
"mama ingin pergi kemana? rara boleh ikut tidak?" gadis yang diperkirakan berumur 17 tahun itu bertanya. ia duduk tak jauh dari wanita yang ia sebut mama itu, sering dikenal dengan sebutan "VIA".
via yang mendengar tuturan anak gadisnya segera menggeleng lembut bertanda menolak permintaan anak semata wayang. "tinggal bersama kakak kamu saja, rara.. apa kamu tega meninggalkannya sendiri?"
otomatis objek rara berpindah ke sisi kanan meja makan, tempat disana afgan dengan tenang makan santapannya tanpa terusik tatapan takut rara.
"tapi ma-"
"oke." ucapan rara terpotong karna afgan mendahului. kemudian afgan meletakkan sendok makannya diatas piring kosong itu dan berdiri dari tempat posisi duduknya.
"afgan keluar sebentar." sesosok afgan itu pergi meninggalkan ruang makan. kemudian via kembali menatap rara.
"mama tidak ingin kamu nakal, turuti ucapan afgan oke?"
**
"afgan, tolong jaga rara dengan baik. mama tidak ingin ia terluka." ucap via lembut sambil melemparkan senyuman manis kearah afgan, namun afgan tidak menanggapi wanita itu bahkan melihat saja tidak. pria itu malah asik bermain ponsel.
"afgan, dengar. kau tidak bisa menganggap remeh wanita didepanmu. ia sudah menjadi mama untukmu." sang ayah tidak lain fahri menyahut. ia terlihat jengkel melihat respon tidak sopan oleh anaknya.
"hanya MAMA TIRI. tidak perlu berlebihan." ucap afgan sinis. ia menekan kata mama tiri.
"jaga ucapanmu, afgan. dimana letak sopan santun kamu!?" via segera menarik lengan fahri, dikala fahri ingin melayangkan pukulan untuk anak semata wayangnya fahri.
"sudah, jangan sampai rara melihat kamu memukul afgan. ia sedang diruang tamu menonton tv."
kemudian fahri menghela nafas berat, kepalan tangan fahri melemah. fahri kemudian pergi duluan masuk kedalam mobil disusul oleh via.
kemudian gerbang itu tertutup dikala mobil Lamborghini milik fahri melenggang pergi menjauh.
afgan yang masih berdiri didepan pintu mengalihkan ponselnya dan memasukan ponsel itu ke saku celana. dirinya tersenyum sinis setelah berubah menjadi senyuman psikopat! siapa saja akan takut untuk sekedar melihat.
**
MALAM DINI HARI 01.26.
KRING!! KRING!!
ponsel milik rara bergetar di nakas samping tempat tidur. rara segera bangun dan mengusap mata yang terasa gatal itu.
"jam 1 malam mama nelpon?" tanpa pikir panjang rara mengangkat telfon itu.
TOK!! TOK!! TOK!!
"KAK!! KAK AFGAN?! KAK RARA MOHON BUKA PINTU KAK!!"
pintu kamar afgan terbuka lebar. afgan berdiri dengan dada telanjang dan rambut acakan, sepertinya afgan sama seperti rara.
"kak.. mama dan papa.. dia kecelakaan dan sekarang sedang kritis.." seseorang yang menelepon tadi bukan lah berasal dari mama bahkan papanya. suara itu berasal dari suster rumah sakit yang menemukan ponsel via di tas yang sempat via bawa.
rara melemah, tubuh rara seketika limbung ke samping bersiap ingin terjatuh. namun afgan menangkap tubuh ringkih rara dengan mudah.
afgan tersenyum puas rencana itu berhasil. ia beruntung sekarang. mobil yang dikendarai fahri mengalami rem blong. mungkin saja mereka mati nanti?
tanpa buang waktu ia menggendong rara dengan mudah dan membawa masuk untuk direbahkan ke kasur milik afgan. afgan menatap wajah rara dari samping dengan tatapan penuh rasa cinta.
"sayang.. ini yang kakak tunggu."
SOON!
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER || afgan story.
Teen Fiction"kak.. mama dan papa tinggalin kita??" seorang gadis menangis dengan lembut namun menyakitkan. sadari tadi menatap foto mendiang orang tuanya yang meninggal tepat pada tanggal 3, 2 hari yang lalu. "ya.." suara berat itu menusuk pendengaran gadis itu...